Dark/Light Mode

Golkar Jadi Primadona, Manuver PDIP Paling Ditunggu 

Rabu, 15 Februari 2023 17:37 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) bersama Ketua DPP PDIP Puan Maharani/ Istimewa
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) bersama Ketua DPP PDIP Puan Maharani/ Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Golkar tengah dilirik sejumlah partai politik untuk bergabung di koalisi mereka. Sementara, rencananya PDIP akan berkunjung ke PAN dan PPP, yang merupakan anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar.

“Melihat ini masih sangat cair. Artinya, terbuka peluang untuk menjajaki koalisi,” ujar pengamat politik dari Universitas Padjajaran Firman Manan, Rabu (15/2).

Dia mencontohkan, wacana menyatukan KIB dengan koalisi Gerindra-PKB, semua itu masih sangat fleksibel. Pun rencana kunjungan PDIP ke sejumlah partai. Selama belum jelas sikap PDIP, maka manuver politik akan terus terjadi.

“PDIP belum jelas siapa yang akan diusung, indikasi berkoalisi dengan siapa juga belum. Tapi saya yakin PDIP akan berkoalisi,” sebut Firman yang juga Direktur Eksekutif IPRC ini.

Baca juga : Safari Politik Makin Gencar, Koalisi Belum Mengkristal

Selain PDIP, posisi Golkar juga dianggap seksi. Tidak heran partai seperti PKS dan PKB ingin Golkar bergabung dengan koalisi mereka.

“Golkar sebagai partai memang harus diakui mesin partainya cukup efektif. Tentu Golkar menjadi variabel yang menentukan perolehan suara cukup tinggi, dan mudah membangun koalisi dengan Golkar,“ kata Firman.

Mesin Golkar yang bergerak menghasilkan perolehan suara tinggi pada Pemilu 2019. Namun, jelang Pemilu 2024, Golkar masih ada kendala terkait figur.

“Golkar punya problem figur (kandidat capres), ada kebutuhan untuk menyandingkan posisi Ketua Umum Airlangga Hartarto dengan sosok yang punya elektabilitas tinggi. Sementara parpol lain membutuhkan dia karena Golkar punya mesin efektif,” tandas Firman.

Baca juga : Top! PresUniv Jadi Universitas Paling Diminati Mahasiswa Asing

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah Putra menilai, PDIP tidak memungkinkan maju sendiri dalam Pemilu 2024.

Menurutnya, PPP yang saat ini bergabung di KIB merupakan partai yang kemungkinan besar masih bisa dikendalikan oleh PDIP. Sementara PAN, dalam situasi ragu-ragu.

Dedi juga menilai, posisi KIB lemah, karena tidak mempunyai tokoh utama seperti koalisi lain. Sebab itu, KIB akan banyak menerima kunjungan karena potensi pergeseran di KIB besar jika melihat situasi saat ini.

Dedi juga menilai, penambahan kekuatan PDIP tidak signifikan ketika PAN dan PPP bergabung. Kendati demikian, PDIP masih akan diuntungkan dengan keleluasaan untuk mengontrol koalisinya.

Baca juga : Paloh Mengayun

Menurut Dedi, bisa saja PPP dan PAN meninggalkan KIB. "Tapi, bisa jadi Golkar lebih dulu meninggalkan KIB," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.