Dark/Light Mode

Banteng Tak Berani Memastikan

SBY Pengen Ketemu, Meganya Belum Tentu

Jumat, 23 Juni 2023 08:29 WIB
Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyalami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Foto: Istimewa)
Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyalami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mimpi Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) naik kereta bareng Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi belum terjawab. PDIP belum berani memastikan, Mega mau atau tidak bertemu SBY.

Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan, pihaknya sebenarnya sangat terbuka dengan Demokrat. Arah rekonsiliasi PDIP-Demokrat juga sudah terlihat. Apalagi dengan adanya pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu pagi lalu.

"Kami membuka diri seluas-luasnya, bahkan sudah terjadi pertemuan Mbak Puan dengan Ketua Umum PD Bapak AHY," ujarnya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Said menerangkan, dalam pertemuan, Puan menyampaikan pesan Mega kepada AHY yang isinya membuka diri seluas-luasnya untuk rekonsiliasi. Namun, Mega juga berpesan agar proses rekonsiliasi itu tak melulu harus ditunjukkan ke publik.

Baca juga : Pangdam V Brawijaya Damaikan Bonek Dan Jakmania

Soal pertemuan SBY dan Mega, lanjut Said, tidak perlu direkayasa. Ia berharap, kedua elite melakukan komunikasi dengan jalurnya masing-masing. Ia meyakini, Mega dan SBY punya jalur sendiri untuk membuka komunikasi.

"Jadi tak harus ketemu si A, harus ketemu si B. Karena setiap pemimpin pasti punya jalur komunikasi masing-masing. Biarkan mengalir alami dan tak perlu direkayasa," ucapnya.

Politisi dari Jawa Timur ini menghormati keinginan SBY bertemu Mega. Menurut dia, pertemuan para pemimpin ini tentu dalam rangka kepentingan bangsa yang lebih luas. Namun, pihaknya tidak bisa memastikan akan adanya pertemuan itu.

"Karena kan tidak mungkin pangkat seperti saya bisa mengatur-atur pertemuan beliau-beliau ini. Itu jauh dari (kemampuan saya)," jelasnya.

Baca juga : Ketum Sahabat Banteng Indonesia Instruksikan Seluruh Kader Menangkan Ganjar Presiden

Sehari sebelumnya, Puan menyampaikan, rekonsiliasi SBY dengan Megawati sangat mungkin terjadi. Bahkan, perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR ini mengaku siap menjembatani pertemuan itu. "Yang bisa saya sampaikan tidak ada yang tidak mungkin," ucapnya.

Sebelumnya, SBY menceritakan bahwa dia bermimpi naik kereta bersama Jokowi dan Mega. Mimpi ini diceritakan SBY di akun Twitter pribadinya, @SBYudhoyono, Senin (19/6). Ada empat cuitan yang dibuat Presiden ke-6 RI tersebut.
 
"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY, di cuitan pertama.
 
Di cuitan kedua, ada sosok lain dalam mimpi SBY. Yaitu Presiden ke-8 RI, yang menggantikan Presiden Jokowi. “Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai,” tulisnya.
 
Di cuitan ketiga, SBY menceritakan suasana perjalanan naik kereta dalam mimpinya itu. “Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan,” tulis mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini.
 
Sedangkan di cuitan keempat, SBY menutup dengan menceritakan tujuan masing-masing dari perjalanan kereta itu. "Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno," tutup SBY.

Pengamat politik dari UIN Jakarta Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, proses rekonsiliasi Mega-SBY ini sudah dimulai dengan pertemuan Puan-AHY. Apalagi dalam pertemuan itu, Puan mengungkapkan istilah kakak-adik. Artinya, ingin menunjukkan hubungan anak presiden sekarang sudah seperti saudara. 

“Hanya saja, proses rekonsiliasi ini tentu tidak mudah. Apalagi komunikasi SBY dengan Mega sudah buntu dan membeku selama hampir 20 tahun,” ucapnya.

Baca juga : Hari Ini Putuskan Sistem Pemilu, MK Kebal Tekanan

Meski tak mudah, Pangi optimis ikhtiar yang sudah dilakukan Puan dan AHY bakal berbuah manis. Keduanya menunjukkan kemesraan dan persahabatan. "Puan dan AHY ingin mendamaikan masa lalu," terang Pangi. 

Sementara itu, pendiri lembaga survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) Saiful Mujani mengatakan, mimpi SBY naik kereta bersama Mega itu sebagai harapan agar Demokrat bisa berkoalisi dengan PDIP. Menurut dia, hal tersebut dilatari karena posisi AHY yang dingin jadi cawapres Anies Baswedan belum mendapat kepastian. NasDem dan PKS tampaknya belum memberikan lampu hijau kepada AHY. 

Dalam posisi tersebut, Demokrat mengambil langkah-langkah alternatif agar AHY bisa jadi cawapres Anies. Salah satunya yaitu dengan membuka komunikasi dengan partai lain, dalam hal ini PDIP. "Jadi pesannya adalah, kita (Partai Demokrat) bisa pergi," ucap Saiful, dalam tayangan di SMRC TV, kemarin.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.