Dark/Light Mode

Ultah Ke-45, AHY Luncurkan Buku Tetralogi Transformasi

Jumat, 11 Agustus 2023 14:01 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat AHY saat memberikan sambutan di acara peluncuran buku Tetralogi Transformasi AHY dan Peluncuran Buku di Jakarta, Kamis (10/8). Foto: Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka
Ketua Umum Partai Demokrat AHY saat memberikan sambutan di acara peluncuran buku Tetralogi Transformasi AHY dan Peluncuran Buku di Jakarta, Kamis (10/8). Foto: Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meluncurkan empat buku tetralogi bertajuk Transformasi AHY di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (10/8) malam. Acara itu, bertepatan dengan hari lahir (harlah) AHY ke-45.

"Hari ini tidak bicara koalisi, termasuk Pemilu. Usia saya tepat 45 tahun, terima kasih kepada semua untuk doa baiknya," ujar AHY.

AHY menjelaskan, tetralogi buku  itu merupakan hasil kumpulan pemikiran dan gagasannya mulai dari perjuangannya di jalur militer, hingga saat ini berada di jalur politik memimpin Partai Demokrat.

Empat judul buku tetralogi AHY itu adalah : TNI Kuat Negara Hebat, Mewujudkan Indonesia Emas 2024, Merayakan Demokrasi Tanpa Polarisasi, dan Bersama Kita Kuat Bersatu Kita Bangkit.

Dirincikannya, buku pertama berjudul TNI Kuat Negara Hebat itu didedikasikan untuk TNI. Harapannya, tempat pengabdiannya selama menjadi tentara itu tetap membumi dan mengakar bersama rakyat. Sekaligus, optimisme TNI bisa menjadi kekuatan militer hebat dan disegani dunia.

Di buku kedua berjudul Mewujudkan Indonesia Emas 2024, AHY mempersembahkannya untuk generasi muda Indonesia. Pasalnya, seluruh negara di dunia sedang mengalami persoalan yang kompleks. Di antaranya, menipisnya sumber daya alam.

"Kita akan mendapatkan bonus demografi, memiliki banyak kaum muda. Tentu, bukan hanya kuantitasnya, kaum muda harus memiliki kualitas yang baik," sebutnya.

Baca juga : Bamsoet Apresiasi Peluncuran Buku Tetralogi Transformasi AHY

Sementara, untuk buku ketiga dan keempat yang berjudul Merayakan Demokrasi Tanpa Polarisasi, dan Bersama Kita Kuat Bersatu Kita Bangkit, didedikasikan untuk kader Partai Demokrat dan pecinta demokrasi di Tanah Air.

Di acara tersebut, AHY menceritakan perjalanan hidupnya yang diawali dengan hidup sederhana sebagai anak prajurit. Kelakarnya, prajurit itu memiliki kepanjangan prasojo jujur dan irit, alias prajurit.

Namun, terjadi transformasi ketika Ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden RI Ke-6.

"Orang tua saya tidak pernah membebani untuk menjadi apapun. Saya tahu sebagai manusia biasa pasti punya harapan. Mereka selalu mendukung keputusan saya," ujarnya.

Dukungan itu, termasuk ketika dirinya memilih pengabdian di jalur politik, meninggalkan militer.

"Seiring waktu, patriot itu tidak hanya militer, guru dokter, diplomat, jurnalis yang teguh menjaga independensi juga patriot," katanya.

Sekalipun, kelakarnya, berada di jalur politik itu memiliki ketidakpastian. Namun, transformasi itu diungkapkannya menjadi kawah Candradimuka baginya untuk menjadi pribadi yang baik. Termasuk, bisa menerima kekalahan ketika dirinya gagal menjadi Gubernur DKI Jakarta di Pilkada 2017.

Baca juga : Kobarkan Asia Tenggara Jadi Pusat Ekonomi Dunia

Hadir di acara tersebut Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan turut memberikan sambutan. Eks Gubernur DKI Jakarta.

"Dahulu, sudah terlihat cerdas tapi kaku. Namun pikirannya itu kuat dan besar," ujar Anies.

Eks Mendikbud ini menganggap hebat AHY salah satunya karena dalam satu waktu melaunching langsung empat buku.

"AHY menuliskan gagasan untuk masa depan. Ini keren. Perjalanan jadi pengalaman. Pengalaman menjadi hikmah," ungkapnya.

Sementara itu, mantan Juru Bicara Presiden SBY, Dino Patti Djalal mengungkapkan bahwa keluarga Yudhoyono itu memang berbeda dengan keluarga umumnya. Keluarga itu disebutnya sebagai tempat para tokoh nasional.

"Ini keluarga spesial. Ada Sarwo Edi, SBY, hingga AHY. Intelektual yang luar biasa," ungkapnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menceritakan kesannya berjuang bersama AHY. Di Demokrat, AHY tidak diberikan karpet merah, sekali pun putra sulung SBY. AHY bertugas di Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma).

Baca juga : HUT Ke- 18, Mothercare Luncurkan Stroller Di Momen Pekan ASI

Kala itu, Kogasma adalah wajah baru, sebuah akademi demokrat. Melahirkan kader-kader muda yang saat ini menginspirasi kepengurusan daerah bisa diisi oleh anak-anak muda.

Menurutnya, AHY membuktikan kepemimpinannya dengan memimpin partai dengan menghadapi berbagai gelombang.

"AHY adalah aset bangsa, mewakili 60 persen demografi bangsa kita," pungkasnya.

Diketahui, acara ini dihadiri oleh kolega AHY. Seperti Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, elit PDIP Utut Adianto, Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno. Selain pimpinan parpol, hadir menteri-menteri Pemerintah, sahabat dan kolega AHY, hingga Capres Anies Baswedan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.