Dark/Light Mode

Pidato di Acara Natal, Mega Bicara Kekuasaan

Sabtu, 20 Januari 2024 08:28 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Foto: Patra Rizki Syahputra/RM)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Foto: Patra Rizki Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali jadi sorotan. Pidatonya soal kekuasaan di acara Natal, jadi viral di media sosial.

Mega menghadiri perayaan Natal yang digelar PDIP dan Relawan Damai Sejahtera for Ganjar-Mahfud (Reds) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

"Kekuasaan itu enak. Namun, kalau saya, kalau sudah harus berhenti, ya berhenti. Jangan malah lupa daratan," kata Presiden kelima RI itu.

Putri Presiden RI ke-1 Soekarno itu mengatakan, kekuasaan adalah cobaan. Dengan kekuasaan, kebenaran bisa tergadaikan. Karenanya, dia mengajak rakyat untuk mengingatkan penguasa yang haus kekuasaan.

"Saya pikir, untuk memberi sebuah jalan penerangan kepada seluruh rakyat Indonesia, Pemilu 2024 ini sebenarnya untuk Anda, bukan siapa-siapa, bahwa hak Anda lah menentukan siapa yang jadi pemimpin akan datang," ungkapnya.

Rakyat harus berani memperjuangkan kebenaran. Pemilu 2024 adalah pesta rakyat. Jangan takut dengan intimidasi. Jangan takut dengan kekuasan. "Kekuasaan tidak langgeng, yang langgeng adalah Allah SWT. Ingat," tegas Mega, mengingatkan.

Dalam kesempatan ini, Mega juga menyoroti netralitas aparatur pemerintahan. Dia teringat dengan peristiwa beberapa waktu lalu, ketika relawan Capres-Cawapres 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dianiaya oknum TNI hingga luka parah di Boyolali. "Sedih saya melihat anak-anak muda yang jadi korban," ucapnya.

Baca juga : Pengamat: Maruarar Sirait Tak Bisa Teruskan Legacy Keluarga

Diketahui, tujuh orang relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali yang dianiaya sejumlah oknum TNI karena dianggap menggangu ketertiban umum dengan kenalpot bisingnya. "Kayak tidak pernah muda saja, namanya anak muda. Bukannya saya setuju knalpot brong, tapi kan bukan begitu caranya memperingatkan," pesan Mega.

Dia bilang, aparatur pemerintahan juga rakyat. Karenanya, istri dari mendiang Taufik Kiemas itu menilai seharusnya mereka jangan pernah menyakiti hati rakyat.

"Jadi nanti kalau ada yang intimidasi, jangan takut. Katakan, Pak sudahlah, situ anak rakyat, dibesarkan oleh rakyat, diberi gaji oleh rakyat lewat pajak dan sebagainya," urai Mega, mengajari.

Ia juga meminta kepada semua pihak untuk menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan. Jangan mengintervensi pihak-pihak yang diharuskan netral. Sehingga berakhir dengan gesekan antara aparatur pemerintahan dengan rakyat.

"Saya ngenes karena yang disuruh turun adalah prajurit dan bintara, yang mungkin suatu hari yang disalahkan mereka juga. Tak adil kan? Tak fair kan? Betul apa tidak?" ucap Mega.

Kritikan yang disampaikan Mega dalam pidatonya itu langsung menuai polemik. Meskipun tidak menyebut nama, Mega diduga sedang menyindir Presiden Jokowi yang dianggap ingin langgengkan kekuasaan dengan mendorong putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyebut, isi pidato Mega berlandaskan asas kerakyatan yang menjadi penguasa di negeri ini. Semua harus bergotong royong memastikan rakyat menang.

Baca juga : Dinasti Nusantara Perkuat Dukungan Raja-raja Sulteng Kepada Ganjar-Mahfud

"Indonesia butuh hal baik dan positif dalam merawat kerukunan dan etika berbangsa dan bernegara," sebut Puan.

Puan mengajak seluruh kader Banteng untuk mengedepankan kepentingan rakyat. Tak perlu gentar dan tak perlu merasa takut. Apalagi untuk menyuarakan suara dan pilihan hati untuk memenangkan rakyat.

"Maka di Indonesia ini, kita harus jadikan rakyat menang dan rakyat juara. Kita yakin dan kita percaya, kebenaran akan selalu benar," tekan ketua DPR itu.

Terpisah, politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno menilai isi pidato Mega menunjukan konsistensinya dalam mendukung kedaulatan rakyat. "Bu ketum konsisten menyatakan hal tersebut. Kekuasaan bersumber pada kepercayaan rakyat. Oleh karena itu harus diabdikan untuk sebesar-besar kepentingan rakyat," imbuh Hendrawan, Jumat (19/1/2024).

Sementara itu, pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad menilai pidato Mega bertujuan untuk mengajak seluruh kadernya bergerak menegakkan keadilan. "Para kadernya harus konsisten di jalan ideologis, walaupun sedang diterpa masalah. Misalnya karena harus berhadapan dengan kekuasaan Jokowi yang terlihat memihak pada kubu politik lawan," ucap Saidiman.

Selain itu, Mega juga meyakinkan kadernya bahwa kekuasaan politik yang sedang mereka lawan itu tidak kekal. Bisa dikalahkan. "Saya melihat pidato itu lebih banyak ditujukan ke dalam, untuk para kader PDIP sendiri agar tidak goyah menghadapi kekuatan politik yang sedang disokong Istana," papar dia.

Di dunia maya, pidato Mega itu viral dan mendapat banyak tanggapan dari warganet. Selain memberikan sindiran, banyak juga yang setuju dengan pidato Mega yang intinya kemenangan hanya milik rakyat.

Baca juga : Everton Vs Crystal Palace, Siap Bertarung Keras

"Kali ini saya setuju," tulis @GHOSTING_YABANG. "Tumben benar omongannya," timpal @huuuhuuuy. "Solid," sebut @gonogini_.

Ada juga yang menyindir balik Mega soal jabatannya sebagai Ketum PDIP yang tidak ganti-ganti. "Kata ketua partai yg puluhan tahun gak pernah diganti, sekalipun nama partainya ada demokrasinya," sindir @Lahmiacx. "Lah dia gak nyadar kalau dia lagi berkuasa dan gak mau turun tahta!" timpal @pisakendro.

Akun @FrankyTts berharap Mega bukan cuma omong doang. Mesti dibuktikan. "Megawati harus memberi contoh dan bukan sekadar kasih pernyataan. Yaitu Mega serahkan jabatan ketua umum kepada orang lain supaya pernyataan tentang kekuasaan sinkron dengan perbuatan. Wani?" tantang dia.

"Mega wanita simbol perlawanan diktator Soeharto. Kalah Pilpres tetap oposisi. Tidak tergoda kekuasaan. Kaderisasi partainya terbaik menghasilkan tokoh-tokoh yang baik terbanyak di daerah dan nasional," pungkas @hady_juara.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Sabtu (20/1), dengan judul “Pidato di Acara Natal, Mega Bicara Kekuasaan”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.