Dark/Light Mode

Soal Hoaks Bakal Digantikan Ahok

KH Maruf Amin Mengelus Dada

Minggu, 17 Februari 2019 07:38 WIB
Cawapres 01 KH Maruf Amin. (Foto: IG @khmarufamin)
Cawapres 01 KH Maruf Amin. (Foto: IG @khmarufamin)

RM.id  Rakyat Merdeka - KH Ma'ruf Amin menyayangkan kabar hoaks yang menyebut dirinya bakal diganti Ahok, jika terpilih di pilpres nanti. Sambil mengelus dada, cawapres nomor urut 01 ini menyebut, mengganti cawapres itu tak semudah membalik telapak tangan.

Hoaks Ma'ruf akan diganti Ahok ini menjadi heboh setelah dimuat surat kabar Indopos edisi Rabu, 13 Januari 2019.

Kubu Jokowi-Ma'ruf pun kebakaran jenggot. Bagaimana tidak, artikel berjudul "Ahok Gantikan Ma'ruf Amin?" itu dianggap merugikan Jokowi-Ma'ruf.

Artikel ini memuat analisis, alasan Ahok menjadi kader PDIP adalah untuk menggantikan Ma'ruf, jika berhalangan tetap atau sakit. Ma'ruf bisa saja sakit karena usianya sudah uzur. Sudah 75 tahun.

Berita itu juga menampilkan grafik bergambar prediksi penggantian personel presiden dan wakil presiden, apabila Jokowi-Ma'ruf menang pada 2019.

Baca juga : Kiai Maruf Diganti Ahok? Itu Cuma Gosip Nggak Jelas

Dalam gambar ditulis, Ma'ruf akan digantikan Ahok. Kemudian Jokowi mengundurkan diri dengan berbagai alasan, selanjutnya Ahok naik menjadi presiden dan Hary Tanoesoedibjo menjadi wakilnya.

Gara-gara pemberitaan itu, Indopos dilaporkan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf ke Dewan Pers pada Jumat (16/2). Ma'ruf menyayangkan isu ini sampai bisa naik cetak di koran. Dia menduga, pembikin berita itu sedang melamun atau berandai-andai.

Kata Ma'ruf, proses pergantian wakil presiden tak semudah yang dimuat dalam berita itu. Karena ada mekanisme yang diatur oleh konstitusi. Ma'ruf menyebut berita tersebut bisa saja dijadikan kampanye hitam oleh pihak tertentu. "Sehingga, ini merugikan menurut saya," kata Maruf.

Jokowi juga bicara soal ini. Dia menanggapinya antara geli dan kesal. "Hahaha, tidak mudah lagi (Ahok gantikan Maruf). Lagi pula kami baru menuju pada yang namanya pileg dan pilpres, jangan diganggu dengan fitnah seperti itu. Ini sangat tidak mendidik," kata Jokowi di Istana Merdeka, Sabtu (16/2).

Sebelumnya, TKN Jokowi-Ma'ruf telah melaporkan Indopos ke Dewan Pers. Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi-Maruf, Ade Irfan Pulungan menilai Indopos telah melanggar kode etik jurnalistik. "Berita itu fitnah. Kami harap Dewan pers segera memproses secepatnya," kata Ade, Minggu (17/2).

Baca juga : KH Maruf Amin: Emang Saya Pacul

Ade menyebut, berita tersebut menyesatkan dan hanya didasarkan rumor. "Kami juga berencana melaporkan kasus ini ke polisi. Tapi kami menempuh jalur Dewan Pers terlebih dahulu," katanya. "Publikasi ini merugikan kami karena menggiring opini publik untuk percaya hoaks ini," imbuhnya.

Dewan Pers menyatakan akan segera menganalisis pemberitaan Indopos. Dalam waktu dekat, Dewan Pers akan memanggil awak medianya untuk dimintai keterangan.

Tenaga Ahli Dewan Pers, Herutjahjo mengatakan, laporan ini akan dianalisis oleh tim komisi pengaduan masyarakat. "Selanjutnya teradu kami proses dan kami klarifikasi," kata Herutjahjo. Heru memperkirakan, pihaknya butuh waktu sepekan untuk menganalisis isi aduan.

Namun, karena konten aduan ini menyangkut pemilu yang bersifat urgen, ia memperkirakan penanganan kasus ini bisa berlangsung lebih cepat.

Sementara, Pemimpin Redaksi Indopos, Juni Armanto mengatakan, berita itu bermula dari adanya kabar yang viral di media sosial. Yaitu, isu Ahok yang bakal gantikan Ma'ruf apabila terpilih menjadi wakil presiden.

Baca juga : Bagaimana Kalau Yang Lain Minta Dibebaskan?

Pria yang akrab disapa Aro itu mengatakan, redaksi Indopos juga sudah meminta klarifikasi dari Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily, dan juga politikus PDIP Eva Kusuma Sundari.

Di dalam berita itu semua isinya membantah kabar viral tersebut. "Ini sebenarnya hanya bantahan saja," kata Aro. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.