Dark/Light Mode

Demokrat Digoda TKN, BPN Langsung Baperan

Minggu, 28 April 2019 06:01 WIB
Jubir Badan Pemengan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade (Foto: Istimewa)
Jubir Badan Pemengan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - TKN Jokowi-Ma’ruf menggoda Partai Demokrat. Kubu 01 membuka peluang Demokrat untuk merapat. Apalagi hubungan Jokowi dengan SBY dan AHY sangat baik. Anggota koalisinya digoda, BPN Prabowo-Sandi langsung baperan.

Rumor akan meloncatnya Demokrat ini muncul begitu saja di media sosial, seiring dengan perkembangan politik terkini. Bahwa 01 unggul sementara versi hitung cepat sejumlah lembaga survei, ternyata membawa banyak pertanyaan. Bagaimana sikap partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi? Akankah tetap solid atau ada yang menyebrang? Parpol mana yang akan menyebrang? Dan sebagainya. Analisa pertanyaan-pertanyaan itu bertebaran di linimasa Twitter.

Sebelum Demokrat, PAN lebih dulu diisukan bakal menyebrang. Rumor muncul setelah Ketum PAN Zulkifli Hasan berbincang-bincang dengan Jokowi di Istana Negara, Rabu (24/4) lalu. Zulkifli datang ke Istana untuk menghadiri pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, Murad Ismail-Barnabas Orno.

Menanggapi isu itu, beberapa elite PAN seperti Waketum PAN, Bara Hasibuan menjawab diplomatis. Malah kader PAN yang jadi Walikota Bogor Bima Arya mengungkapkan, memang ada keinginan sebagian kader PAN merapat ke Jokowi. Meski belakangan dijawab oleh Zulkifli bahwa PAN saat ini tengah fokus mengawal proses perolehan suara pileg dan pilpres.

Baca juga : Selama Pemilu, Pasokan dan Harga Pangan Tetap Aman

Setelah PAN, giliran Demokrat yang dikabarkan akan merapat ke 01. Rumor ini dimanfaatkan TKN Jokowi-Ma’ruf dengan membuka harapan untuk Demokrat. Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding mengatakan, wacana bergabungnya Demokrat dalam Koalisi Indonesia Kerja cukup wajar mengingat komunikasi Jokowi dengan Ketum Demokrat SBY maupun putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) cukup baik.

Hanya saja, kata Karding, terlalu dini membicarakan bergabungnya Koalisi Pendukung 02 ke 01, mengingat Jokowi belum dilantik kembali sebagai Presiden. “Namun kami menyambut baik komunikasi dan silaturahmi yang mempererat rasa persaudaraan dan persatuan bangsa pasca pilpres 2019," kata Karding, lewat pesan tertulis kepada wartawan, kemarin.

Selain itu, Karding mengatakan, Jokowi pada intinya menyambut baik komunikasi dan silaturahmi yang dilakukan elite-elite politik pasca-Pemilu 2019. "Kami dari TKN juga mengajak kepada seluruh elite partai menciptakan suasana sejuk dengan mengedepankan persatuan bangsa dan tidak menciptakan narasi provokatif di masyarakat,” paparnya.

Bagaimana tanggapan Demokrat? Para petinggi partai menanggapinya beragam. Ada yang saklek, ada yang diplomatis. Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan di akun Twitter miliknya menjelaskan soal ini. Dia mengaku mendapat pertanyaan dari awak media soal ke mana sikap politik Demokrat pascapencoblosan? Hinca bilang, tak elok menjawab pertanyaan tersebut. Pasalnya saat ini proses perhitungan suara masih berlangsung. Bahasa Jawanya saru. “Yang bijak kita selesaikan dulu semua proses ini selesai. Tertib Demokrasi kita jungjung tinggi,” cuit @hincapanjaditan.

Baca juga : Dongkrak Harga Karet, PTPN V Tebar Insentif

Sementara, Wasekjen Demokrat Andi Arief menanggapi isu ini dengan menyinggung calo kabinet. Kata dia, saat ini pemilu belum selesai. Belum tahu siapa Presidennya. Lagi pula Demokrat tengah berkonsentrasi mengikuti proses pemilu. Dalam sistem presidensial, lanjut dia, logikanya koalisi BPN dan TKN bubar begitu pemilu selesai. Selanjutnya, Presiden yang terpilih yang akan punya hak membentuk kabinet. “Bukan calo kabinet yang jadi rujukan,” cuit @AndiArief__.

Ada pun Ketua Dewan Kehormatan Demokrat, Amir Syamsuddin mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan ajakan bergabung pada waktu yang tepat. Yaitu usai pemilu. "Kalau ajakan itu didasari iktikad baik, kalau dilakukan pada saat yang tepat, tentunya bukan hal yang buruk. Itu hal baik. Kalau ajakan dilandasi iktikad baik tentu kami merasa sangat terhormat untuk mempertimbangkannya," kata Amir, kemarin.

Sementara, BPN Prabowo-Sandi tampak kesal dengan TKN yang dianggapnya genit. Jubir BPN, Andre Rosiade meminta TKN menghormati proses pemilu yang sedang berlangsung. Jangan genit. Meski kata dia, susah juga melarang orang yang dasarnya genit. “Mungkin sedang usaha. Silakan saja (menggoda). Tapi kami yakin koalisi kami solid,” kata Andre, kemarin.

Andre menegaskan, Koalisi Indonesia Adil dan Makmur tak akan terpecah. Menurut dia, sampai sekarang para petinggi Demokrat, PAN, PKS serta Berkarya masih terus beraktivitas dalam koalisi Prabowo-Sandi. Para sekjen partai koalisi Prabowo-Sandi masih mengikuti rapat-rapat yang digelar BPN. “Kebersamaan kita sangat luar biasa solidnya," ucap Andre.

Baca juga : Demokrat Harus Menang Pemilu 2019, Supaya Bisa Usung Caprea di 2024

Wasekjen Gerindra ini menyebut, kemunculan isu ini tak lepas dari TKN yang mencoba memancing-mancing partai koalisi Prabowo-Sandi untuk bergabung ke mereka.

“Bukan hanya Demokrat saja yang dicoba digoreng sekarang, PAN juga digoreng. Kami memahami karena kubu sebelah khawatir, takutnya ternyata setelah real count Pak Prabowo yang menang. Ini dicoba didorong-dorong dulu agar koalisi kami goyah,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.