Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Keturunan Arab, Prabowo Nyerang Hendro

Kamis, 9 Mei 2019 09:34 WIB
Prabowo Subianto (Foto: IG @prabowo
Prabowo Subianto (Foto: IG @prabowo

RM.id  Rakyat Merdeka - Omongan Jenderal (Purn) AM Hendropriyono yang mengingatkan Habib Rizieq, Yusuf Martak dan WNI keturunan Arab agar tidak jadi provokator, ramai diperbincangkan. Ada yang mengritiknya. Ada yang membelanya. Ada juga yang mau melaporkannya ke polisi.

Prabowo Subianto pun ikutan menyerang eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu. Setelah puasa bicara kepada awak media, Prabowo menggelar jumpa pers di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, kemarin. Prabowo didampingi sejumlah tokoh dan pengurus Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

Di antaranya Amien Rais, Djoko Soesanto, Yusuf Martak, Rizal Ramli dan Ferry Baldan. Prabowo bicara soal-soal terkini. Mulai kasus tewasnya petugas Komisi Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), ditersangkakannya Ustad Bachtiar Nasir, sampai soal pernyataan Hendropriyono. Dengan tegas, Prabowo menilai pernyataan Hendro itu rasis.

“Berpotensi mengadu domba dan memecah' belah antar anak bangsa,” kata Prabowo.   Prabowo mengatakan, pernyataan yang menyinggung ras sejatinya tak perlu disampaikan di tengah upaya seluruh elemen bangsa menjaga suasana kondusif pasca pemilu. “Kami prihatin,” ujarnya.

Baca juga : Hendropriyono: Bukan SARA

Meski demikian, eks Danjen Kopassus itu tetap berbaik sangka. Ia meyakini, pernyataan yang disampaikan Hendro tak lebih dari sebuah kekhilafan. “Kita ingin suasana kondusif, sejuk,” tegasnya.

Prabowo meminta semua pihak menahan diri dan tak mengeluarkan pernyataan-pernyataan provokatif, serta tetap sejuk mengawal hasil Pemilu 2019. “Percaya bahwa kita lakukan semua tindakan tidak dengan grasa-grusu, tapi dengan ketenangan. Dengan selalu memikirkan kepentingan yang terbaik,” tuntasnya.

Berbeda dengan Prabowo, Persaudaraan Alumni (PA) 212. Ketua PAAlumni 212 Slamet Maarif menilai omongan Hendro itu sebagai bentuk ujaran kebencian. “Bukti dia rasis dan nggak ngerti sejarah,” kata Slamet. Sehari sebelumnya, Novel Bamukmin mengatakan, alumni 212 akan segera berkoordinasi untuk melaporkan Hendro ke polisi. “Saya dan keturunan Arab lain akan melaporkan Hendropriyono, yang telah melakukan ujaran kebencian membuat provokator bernuansa SARA,” kata Novel.

Kapan rencana pelaporan tersebut, Novel bilang, dalam waktu dekat setelah dikoordinasikan dengan advokat muslim. Wakil TKN Jokowi-Maruf, Arsul Sani meminta pernyataan Hendro itu tak perlu ditafsirkan berlebihan. Lagipula, kata dia, masyarakat juga sudah paham siapa yang dimaksud Hendro.

Baca juga : Soal Tiket Pesawat, Pemerintah Kurang Kreatif

“Yang menjadi concern Pak Hendro saya kira jelas bukan soal ras-nya, tapi perilaku dan sikap politik yang keluar atau melenceng dari semangat meletakkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan politik kelompok, golongan atau sikap sektarianisme,” kata Arsul, Rabu (8/5).

Arsul memandang pernyataan Hendro bukanlah tindakan rasial, melainkan bentuk peringatan kepada warga negara. Terutama, peringatan kepada warga negara yang berperilaku, atau memiliki sikap politik yang dinilai mengancam persatuan dan kesatuan. Menurut Sekjen PPP itu, peringatan Hendro adalah sesuatu yang wajar.

“Masyarakat mafhum tentang siapa yang dituju, maka meski bisa ditafsir sebagai pernyataan kontroversial dan memojokkan ras tertentu, kami lihat pernyataan itu tidak perlu terlalu diributkan,” kata Arsul.

Diancam dipolisikan, Hendro tampaknya santai saja. Dia bilang, pernyataannya hanya ingin mengingatkan sesama anak bangsa. “Kalau tidak mau diperingatkan oleh orang tua, saya kan sudah tua sudah 74 tahun, tidak mau diperingatkan oleh orang tua, mudah-mudahan nanti diperingatkan oleh Tuhan. Ya itu saja,” kata Hendro, kemarin.

Baca juga : Prabowo Dipasok Setan Gundul

Hendro menegaskan, ia hanya mengingatkan sesama bangsa Indonesia supaya tidak melakukan langkah kontraproduktif. “Itu teriakan revolusi ada di mana- mana, di medsos ada. Kata-kata itu kan ada video bisa dilihat, itu berbahaya. Karena itu, kenapa saya spesifik bilang keturunan Arab. Karena masyarakat kita itu meneladani mereka, mengikuti mereka. Karena itu, saya mengingatkan, jangan dibawa pada emosi. Jangan dibawa pada ketegangan, cuma memperingatkan,” kata Hendro.

Namun, Hendro belum memberikan tanggapan terkait serangan Prabowo. Sebelumnya, Hendro mengingatkan Rizieq, Yusuf Martak dan WNI keturunan Arab agar tidak jadi provokator. Hendro menilai warga keturunan Arab sebenarnya sangat dihormati oleh masyarakat. Diakui sebagai pemimpin informal. 

Dengan posisi yang mulia seperti itu, ia mengimbau agar para warga keturunan Arab supaya mengayomi masyarakat. Jangan malah memprovokasi revolusi, memprovokasi untuk turun melakukan gerakan politik jalanan. “Itu inkonstitusional,” ingatnya lagi. 

Ia menegaskan, peringatan ini tidak ada tendensi SARA. Dia sendiri mengaku punya nenek moyang berdarah Arab. “Saya nasionalis, saya tidak membenci mereka. Tidak ada urusan SARA, saya justru mengingatkan mereka itu punya peran penting di masyarakat,” ungkapnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.