Dark/Light Mode

Ceritakan Seluruh Materi Pertemuan Dengan Jokowi

Zulkifli Hasan Gaungkan Pentingnya Amandemen

Rabu, 1 September 2021 07:25 WIB
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan saat berpidato di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN, di Rumah PAN, Warung Buncit Raya, Jakarta, Selasa (31/8/2021) . (Foto: Sophan Wahyudi/RM)
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan saat berpidato di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN, di Rumah PAN, Warung Buncit Raya, Jakarta, Selasa (31/8/2021) . (Foto: Sophan Wahyudi/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski banyak ditolak karena saat ini sedang pandemi, wacana amandemen UUD 1945 belum padam. Kemarin, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan menggaungkan kembali wacana ini, saat berpidato di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN.

Rakernas ini digelar PAN usai memutuskan sikap secara resmi gabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Jokowi. Di hadapan para kader yang hadir, Zulkifli menceritakan seluruh materi pertemuannya dengan Presiden Jokowi, di Istana, pekan lalu.

Baca juga : Jokowi Tinjau Vaksinasi Dan Resmikan Bendungan

Dia memulai cerita mengenai diskusi dengan Jokowi soal hubungan antar-kepala daerah, antar-lembaga negara, dan yang lainnya yang kadang tidak harmonis. Seperti gubernur ribut dengan wali kota/bupati, dan lembaga negara yang merasa paling berkuasa.

Menurut Zulkifli, kondisi seperti itu akan merepotkan Indonesia di masa depan.

Baca juga : Hasto: Pertemuan Ketum Parpol Dengan Jokowi, Bukti Nyata Semangat Gotong Royong

"Ada beberapa (yang) bicara, wah kita kalau gini terus, ribut, susah, lamban. Bupati nggak ikut gubernur, gubernur nggak ikut, macam-macamlah. Merasa KY lembaga paling tinggi, paling kuat, MA nggak. MK katanya yang paling kuasa. DPR bilang paling kuasa. Semua merasa paling kuasa," tuturnya.

Wakil Ketua MPR ini lalu mengulas soal sila keempat Pancasila. Menurutnya, sila itu menegaskan bahwa demokrasi Indonesia berdasarkan musyawarah yang dipimpin orang yang memiliki hikmah. Zulkifli memandang, hikmah yang dimaksud adalah yang memiliki ilmu cukup dan kuat iman. Sehingga memiliki kebijaksanaan.

Baca juga : Jokowi Pahami Kesulitan Rakyat

"Jadi, kita ini memang demokrasi yang musyawarah. Demokrasi dimusyawarahkan. Dipimpin oleh orang yang punya hikmah. Nah, hikmah itu ilmunya cukup, imannya kuat. Sehingga punya wisdom, punya kebijaksanaan," tambah Zulhas.

Dari situ, dia kemudian menyinggung soal amandemen. Dengan kondisi yang saat ini terjadi, besan Amien Rais ini merasa, amandemen UUD 1945 perlu dilakukan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.