Dark/Light Mode

Survei LSI Denny JA

Partai Berbasis Islam Meredup Di Pemilu 2024

Jumat, 17 Maret 2023 18:47 WIB
Peneliti Senior LSI Denny JA Ade Mulyana saat pemaparan hasil survei di Kantornya, Jakarta Timur, Jumat (17/3). (Foto: Istimewa)
Peneliti Senior LSI Denny JA Ade Mulyana saat pemaparan hasil survei di Kantornya, Jakarta Timur, Jumat (17/3). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan, pada Pemilu 2024, partai berbasis Islam secara keseluruhan potensial dukungannya meredup. Bahkan, partai berbasis Islam dalam pemilu tahun depan itu potensial memperoleh dukungan paling kecil sepanjang sejarah pemilu di Indonesia, sejak era Reformasi (1999-2024), ditambah pemilu 1955.

Pemilu era Orde Baru tidak dimasukkan ke dalam kategori pemilu bebas karena partai peserta pemilu hanya dibatasi menjadi 3 partai politik yang itu-itu saja.

"Walau pemilih Indonesia 87 persen muslim, partai berbasis Islam tidak pernah menang pemilu bebas, bahkan mengecil," kata Peneliti Senior LSI Denny JA Ade Mulyana saat pemaparan hasil survei di Kantornya, Jakarta Timur, Jumat (17/3).

Salah satunya, penyebabnya, kata Ade, karena depolitisasi Islam yang berhasil di era Orde Baru melalui azas tunggal Pancasila dan P4. Di samping itu juga disebabkan oleh kurangnya inovasi partai politik berbasis Islam di era Reformasi.

Penyebab berikutnya, absennya capres berlatar belakang santri yang kuat. Padahal capres yang kuat menarik partainya kuat pula. Sejak Pilpres pilihan langsung 2004, tidak ada capres yang kuat yang berlatar belakang politik Islam.

Bahkan Amien Rais yang populer sebagai tokoh reformasi di tahun 2004, sudah tersisih di putaran pertama.

Baca juga : Survei PWS: Partai Perindo Tembus Parpol Papan Tengah

"Setelah pemilu presiden 2004, praktis tak ada capres berlatar politik Islam yang berhasil bahkan hanya untuk maju secara sah sebagai kandidat presiden. Sedangkan partai terbuka/nasionalis memiliki capres yang kuat untuk mengangkat partai," tuturnya.

Ade memaparkan, lebih dari 50 persen publik memandang partai yang berbasis Islam yaitu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat (Gelora), dan Partai Ummat (PU).

Lebih dari 50 persen publik memandang partai yang berbasis terbuka/nasionalis yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar (Golkar), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Persatuan Indonesia Raya (Perindo), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA), Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda), Partai Buruh, dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

"Total 38.9 persen dari peserta pemilu 2024 dinilai berbasis Islam. Dari sisi jumlah partai, partai berbasis Islam sudah minoritas," tuturnya.

Dari tiga partai papan atas atau partai dengan dukungan di atas 10 persen, tidak ada partai berbasis Islam. Persentase partai berbasis Islam di partai papan atas nol.

Partai papan atas, pertama ditempati PDI Perjuangan dengan dukungan sebesar 22.7 persen. Kedua Golkar dengan 13.8 persen, ketiga Gerindra dengan 11.2 persen. Dari partai papan tengah, partai dengan dukungan 4 persen sampai 10 persen, partai berbasis Islam ada dua partai, yaitu PKB dan PKS.

Baca juga : Syarikat Islam Waspadai Islamophobia Saat Pemilu 2024

Persentase partai berbasis Islam di partai papan tengah adalah 50 persen. Partai papan tengah ini terdapat empat partai. PKB paling tinggi dengan dukungan 8,0 persen. Diikuti oleh Partai Demokrat dengan dukungan sebesar 5,0 persen, kemudian PKS dengan dukungan 4,9 persen, dan Partai NasDem dengan dukungan 4,4 persen.

"Capaian tertinggi partai berbasis Islam hanya di posisi papan tengah saja," sebutnya.

Dari partai papan bawah, partai dengan dukungan 1 persen sampai 4 persen, partai berbasis Islam ada dua yaitu PPP dan PAN. Persentase partai berbasis Islam di partai papan bawah adalah 66,7 persen.

Partai papan bawah ini, terdapat tiga partai yakni Perindo paling tinggi dengan dukungan 2,8 persen, disusul oleh PPP dengan dukungan 2,1 persen, dan PAN dengan dukungan 1,9 persen.

Dalam urutan partai kecil, yang punya dukungan 1-4 persen, didominasi oleh partai berbasiskan Islam. Dari partai nol koma, partai dengan dukungan dibawah 1 persen, partai berbasis Islam terdapat tiga partai yaitu, PBB, Partai Ummat, dan Gelora.

Persentase partai berbasis Islam di partai nol koma adalah 37,5 persen. Partai nol koma ini terdapat delapan partai, yaitu PSI dengan dukungan 0,5 persen, PBB dengan dukungan 0,3 persen, Garuda dengan dukungan 0,3 persen, Ummat dengan dukungan 0,3 persen. Lalu Hanura dengan dukungan 0,1 persen, Buruh dengan dukungan 0,1 persen, Gelora dengan dukungan 0,1 persen, dan PKN dengan dukungan 0,1 persen.

Baca juga : Kemendagri Perkuat Satpol PP dan Satlinmas Hadapi Pemilu 2024

Dipaparkan Ade, setahun sebelum pemilu legislatif 2024, partai berbasis Islam sebanyak 17.6 persen. Partai berbasis terbuka/nasionalis sebesar 61 persen. Jika dibuat dalam perbandingan, maka dukungan partai berbasis Islam dengan dukungan partai berbasis terbuka/nasional 1 berbanding 3.5.

"Artinya dalam Pemilu 2024, total dukungan atas partai berbasis Islam potensial terkecil sepanjang sejarah pemilu bebas di Indonesia," pungkasnya.

Data dan analisa didasarkan pada survei nasional pada tanggal 04-15 Januari 2023 dan riset kualitatif. Survei nasional menggunakan 1200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview).

Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2.9 persen. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.