Dark/Light Mode

Untuk Wujudkan Koalisi Demokrat-PDIP

Mega Dan SBY Diharapkan Segera Bertemu

Kamis, 7 September 2023 09:00 WIB
Untuk Wujudkan Koalisi Demokrat-PDIP Mega Dan SBY Diharapkan Segera Bertemu

RM.id  Rakyat Merdeka - Isu masuknya Partai Demokrat ke poros koalisi Ganjar Pranowo semakin kencang. Untuk memuluskannya, Demokrat dan PDIP tengah berupaya untuk memulihkan kembali hubungan Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang selama 2 dekade ini terlibat perang dingin. Bila itu berhasil, maka "Tembok Berlin" yang menggambarkan hubungan Mega-SBY bakal runtuh kalau keduanya benar betemu.

Selama ini, koalisi antara PDIP dengan Demokrat di level nasional tidak pernah berhasil. Penyebabnya, tak lain dari hubungan Mega selaku Ketum PDIP dengan SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, masih kaku. 

Pasca Pilpres 2004, keduanya saling menghindar hadir di acara yang sama. Selama hampir 20 tahun, pertemuan antara keduanya bisa dihitung dengan jari. Keduanya hanya bertemu di acara-acara resmi. Itu pun hanya salaman dan bertegur sapa biasa. 

Hubungan dingin antara keduanya menyebabkan PDIP dan Demokrat tak pernah bekerjasama di level nasional. Saat SBY menjadi Presiden dua periode (2004-2014), PDIP memilih menjadi oposisi. Begitu pun sebaliknya. Saat PDIP berkuasa, Demokrat memilih menjadi oposan. 

Namun kini, peluang kerja sama itu, terbuka setelah Capres yang didukung Demokrat, Anies Baswedan memilih Cak Imin sebagai pendampingnya. Keputusan Anies itu membuat Demokrat murka dan memutuskan keluar dari koalisi. Demokrat kini sedang menentukan arah baru koalisinya. 

Di saat yang sama, PDIP yang mengusung Ganjar sebagai Capres, sudah membukakan pintu lebar-lebar untuk Demokrat. Bahkan membuka pintu wacana pertemuan Mega-SBY. 

Baca juga : Partai Pemerintah Mulai Saling Serang

Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Sekjen Hasto Kristiyanto sudah mengulurkan tangan terbuka dan menyatakan siap bertemu untuk melakukan penjajakan. 

Sambutan hangat dari PDIP itu direspon baik oleh Demokrat. Wasekjen Demokrat 

Jansen Sitindaon menilai wacana pertemuan Mega dengan SBY sebagai hal yang baik.

Menurut dia, pertemuan keduanya bukan saja akan berdampak baik bagi politik elektoral menjelang Pilpres 2024, tapi juga kepada masyarakat. Jansen mengibaratkan, jika Mega-SBY bertemu, "Tembok Berlin" Indonesia runtuh. 

"Rekonsiliasi nasional yang diharapkan seluruh rakyat Indonesia akhirnya terjadi. 'Tembok berlin' Indonesia akhirnya runtuh," kata Jansen, di akun Twitter-nya, kemarin. 

Sekadar tahu saja, Tembok Berlin adalah sebuah tembok pembatas terbuat dari beton yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur. Tembok ini mulai dibangun pada tanggal 13 Agustus 1961 dan runtuh pada 90 an setelah Uni Soviet runtuh. 

Baca juga : Bukan Cuma Demi Kekuasaan, Demokrasi Mesti Bikin Rakyat Makin Sejahtera

Jansen lebih lanjut menjelaskan, saat ini partainya baru menyelesaikan perceraian dengan NasDem. Soal langkah selanjutnya yaitu dengan parpol mana akan berkoalisi, Demokrat akan melakukan konsolidasi lebih dulu. Setelah menggelar rapat dengan pengurus pusat, Demokrat akan mengumumkan segera. 

"Kami  sedang bekerja membahas untuk melangkah kerjasama yang baru ini. Tentu lampu hijau di publik yang sudah disampaikan teman-teman PDIP ini akan jadi pembahasan bagi kami untuk menentukan langkah berikutnya," ucap dia.

Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menyampaikan hal senada. Ia  memohon doa restu agar SBY dan Megawati bisa bertemu.

Sementara itu, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengumpulkan para ketua DPD Demokrat di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, kemarin. AHY bilang, pertemuan itu untuk menentukan langkah Demokrat ke depan.

"Saya perlu mendengar langsung dari para ketua DPD, karena suara kader di bawah juga harus kita dengarkan dengan baik,” ujar AHY, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, kemarin. 

Ia mengungkapkan, pertemuan tersebut untuk mendengarkan masukan masyarakat yang disampaikan melalui pimpinan Demokrat di berbagai wilayah Tanah Air. "Tentunya kita ingin terus berkomunikasi dengan jajaran pimpinan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” tutur dia.

Baca juga : Hensat: AHY Ditinggal Anies, Demokrat Dapat Ujian Berat

Soal rayuan dari PDIP yang membuka kemungkinan pertemuan Mega-SBY, AHY enggan berkomentar lebih banyak. “Pada saatnya nanti kita sampaikan,” ungkapnya. 

Pengamat politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno mengatakan, peluang Demokrat berkoalisi dengan PDIP saat ini memang terbuka lebar. Apalagi setelah melihat sikap AHY yang sudah reda dari emosionalnya. 

Adi menilai, AHY pun mulai bergerak dengan menindaklanjuti diplomasi politiknya dengan PDIP. Salah satu bentuk komunikasi itu adalah dengan mengutip nama Soekarno mengenai etika politik. 

"Karena hampir tidak pernah AHY dalam pidatonya mengutip Bung Karno.  Bagaimana sekarang tiba-tiba mengutip, itu menunjukkan bahwa ini dinilai sebagai kode sangat mungkin AHY berusaha untuk menseriusi komunikasi politiknya dengan PDIP," pungkas Adi. 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.