Dark/Light Mode

Hati-hati Dengan Berita ‘Clickbait’

Awas, Black Campaign Sudah Terkoordinasi

Kamis, 23 November 2023 06:45 WIB
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini. (Foto: Antara)
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Waspada. Penyebaran berita hoaks atau palsu dan disinformasi materi yang sengaja dibuat-buat dan disamarkan sebagai sebuah kebenaran bakal menggila dikampanyekan di media sosial (medsos).

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengingatkan publik men­ingkatkan kewaspadaan terkait kampanye di medsos. Kampanye di ruang media sosial sangat rentan akan penyebaran misinformasi atau informasi keliru.

“Tujuannya untuk menyesatkan masyarakat, menurunkan kredibilitas dan integritas pemilu,” kata Titi di Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Titi menjelaskan, ciri-ciri yang ke­mungkinan besar berita hoaks yang berse­liweran di media sosial, yaitu merupakan perilaku non-autentik yang menggunakan akun palsu, terkoordinasi untuk menye­satkan pengguna platform medsos, ser­ingkali melalui konten atau clickbait dan kumpulan buzzers.

Baca juga : Rieke Diah Pitaloka: Awas Pengalihan Isu Tragedi Konstitusi

“Pada Pemilu 2024 kemungkinan besar akan terjadi lagi kampanye hitam atau black campaign yang terkoordinasi. Tujuannya, untuk merusak reputasi la­wan,” ungkapnya.

Bahkan, lanjut Titi, potensi penggu­naan bot atau sistem yang mensimulasi­kan manusia untuk mengarahkan topik yang sedang tren juga terbuka lebar. Soalnya, ada influencer maupun buzzer yang mendorong topik atau isu tertentu akan menjadi populer.

Masalah lainnya, adanya potensi aliran dana kampanye tidak transparan, promosi yang mendorong politik identitas, peng­gunaan akun palsu dan Kekerasan Gender Berbasis Online (KGBO), khususnya terhadap caleg Perempuan.

Selain itu, Titi juga menyinggung terkait partisipasi pemilih pada Pemilu 2024. Dia menilai, partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya sejat­inya sudah cukup baik. Terlebih, me­motivasi pemilih untuk menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pemungutan suara bukanlah suatu hal yang sulit dilakukan.

Baca juga : Layanan SAPA 129 Sudah Menyebar Di 34 Provinsi

“Berdasarkan data Pemilu 2019, terjadi kenaikan angka pengguna hak pilih sebe­sar 10 persen menjadi 81,97 persen jika dibandingkan Pemilu 2014,” tuturnya.

Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati menambah­kan, lembaga penyelenggara pemilu harus memberikan informasi kepemiluan yang komprehensif kepada masyarakat. Tujuannya, untuk meningkatkan partisi­pasi pemilih pada Pemilu 2024.

“Partisipasi dalam pemilu tidak hanya berkaitan dengan kehadiran di TPS pada hari pencoblosan, tapi juga mencakup bagaimana terlibat dalam seluruh tahapan proses pemilu tersebut,” katanya.

Ninis-sapaan Khoirunnisa Nur Agustyati mengatakan, keterbukaan serta transparansi yang ditunjukkan penyelenggara pemilu akan menjadi faktor penting dalam mem­bangun tingkat partisipasi yang signifikan dari masyarakat. Dengan keterbukaan dan transparansi penyelenggara pemilu, maka partisipasi akan terbangun.

Baca juga : Warga Ciherang Tak Lagi Kekurangan Air Bersih Usai Dibantu AQUA Bangun Sumur Bor

“Kepercayaan yang terbangun melalui proses transparan akan memotivasi warga turut serta aktif dalam seluruh rangkaian tahapan pemilihan,” tandasnya.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Kamis 23/11/2023 dengan judul Hati-hati Dengan Berita ‘Clickbait’, Awas, Black Campaign Sudah Terkoordinasi

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.