Dark/Light Mode

Disorot Media Asing, Pengamat: Mahasiswa Makin Gencar Tolak Politik Dinasti

Minggu, 14 Januari 2024 13:45 WIB
Pengamat politik, Ray Rangkuti. (Foto : ist)
Pengamat politik, Ray Rangkuti. (Foto : ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai isu dinasti Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disorot media asing bisa berdampak pada citra Jokowi di luar negeri.

Pemberitaan tersebut, menurutnya juga berpotensi punya dampak bagi WNI pemilih yang bermukim di luar negeri.

Namun demikian, Ray mengatakan pemberitaan tersebut tidak akan punya dampak signifikan terhadap elektoral pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Tapi jangan lupa, ada banyak pemilih kita juga di luar negeri yang itu punya dampak terhadap mereka. Kalau pemilih kita yang di luar negeri itu, ya punya dampak. Tapi kalau ke dalam negeri, ke Gen Z-nya ya tidak. Mereka nggak baca itulah," kata Ray dalam pernyatan tertulisnya, Minggu (14/1).

Baca juga : Mahfud Keliling Makassar, Ganjar Blusukan Di Pasar

Namun Ray mengingatkan, jika isu terus digaungkan akan berdampak kepada pasangan Prabowo-Gibran. Di antara indikasinya adalah gimmik gemoy dari calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang kini kurang diminati.

Indikasi kedua, ia melihat semakin meningkatnya intensitas gerakan mahasiswa yang menolak politik dinasti.

Di samping itu menurutnya, kelompok yang mampu efektif mendiseminasi isu gerakan anti dinasti dan antinepotisme itu adalah kalangan mahasiswa.

Kelompok yang mampu efektif mendiseminasi isu gerakan anti dinasti dan antinepotisme itu adalah kalangan mahasiswa.

Baca juga : Di Pesta Rakyat, Pendukung Di Kabupaten Malang Siap Menangkan Ganjar-Mahfud

Indikasi kedua, ia melihat semakin meningkatnya intensitas gerakan mahasiswa yang menolak politik dinasti.

"Tadi saya buat perbandingan kalau 1 mahasiswa yang ikut aksi itu saja mengirim WA ke temannya 10 orang di kampung, anda bisa bayangjan berapa juta yang mereka bisa pengaruhi dengan isu antipolitik dinasti," sambung dia.

Indikasi lainnya, ia melihat bagaimana strategi kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden lainnya yang menyasar Gen Z.

"Ada kecenderungan untuk menolak politik dinasti di kalangan GenZ ini," kata dia.

Baca juga : Strategi Debat Anies Menjatuhkan, Pengamat: Warga Terbukti Tak Suka

Sebelumnya, koran dari Amerika Serikat (AS) The New York Times, Minggu (7/1), mengulas potensi dimulainya dinasti Presiden Indonesia Jokowi melalui Pilpres 2024.

The New York Times menyoroti hal ini karena putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, jadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto.

Artikel berjudul ‘For Indonesia's President, a Term Is Ending, but a Dynasty Is Beginning,” mengungkapkan Gibran maju ke perhelatan Pilpres 2024 setelah Mahkamah Konstitusi yang dipimpin pamannya, Anwar Usman, mengubah batas usia minimal untuk menjadi capres atau cawapres.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.