Dark/Light Mode

02 Raih 16 Juta, 01 & 03 Cuma 4 Juta

Imin Melempem di Jatim

Selasa, 12 Maret 2024 08:09 WIB
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar (Foto: Khirizal Anwar/RM)
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar (Foto: Khirizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kehadiran Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Cawapres Anies Baswedan tidak bisa mendongkrak perolehan suara paslon 01 itu di Jawa Timur (Jatim). Anies-Imin cuma meraih 4 juta. Imin ternyata melempen di daerah yang menjadi basis sendiri.

Fakta ini terlihat dari hasil rekapitulasi perolehan suara Pilpres 2024 di Jatim, sebagaimana ditayangkan kanal YouTube KPU Jawa Timur, Senin (11/3/2024). Berdasarkan hasil rekapitulasi suara itu, Capres-Cawapres 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapatkan perolehan tertinggi, yakni 16.716.603 suara. Anies-Imin berada di posisi kedua dengan perolehan 4.492.652 suara, unggul tipis atas Capres-Cawapres 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang hanya meraih 4.434.805 suara.

Tercatat, ada 26.539.721 warga Jatim yang menggunakan suaranya. Dari jumlah itu, suara sah sebanyak 25.644.060 dan suara tidak sah sebesar 895.661.

Baca juga : Soal Isu Jokowi Masuk Golkar, Banteng Kalem

Hasil Pilpres di Jatim ini sangat jauh dari target Imin. Saat kampanye lalu, Ketua Umum PKB itu sesumbar bahwa Jatim merupakan kandangnya, dan suara di sana tidak akan berkurang sedikitpun.

"Yang penting dalam sejarah perjuangan Pilpres PKB, Jawa Timur selalu menjadi kandang kekuatan utama PKB," ucapnya.

Dari sisi partai, suara PKB di Jatim memang bagus. PKB sukses menempati urutan kelima. Berdasarlan hari Sirekap, suara PKB menyentuh 11,53 persen. Tapi, hal tersebut tidak membuat suara Anies-Imin di Jatim terdongkrak.

Baca juga : Awal Puasa Beda, Tak Usah Diributin

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah tidak heran dengan melempemnya Imin di Jatim. Kata Dedi, di Pilpres 2024, Jatim menjadi milik Prabowo-Gibran. Hal ini tidak lepas dari banyaknya tokoh di Jatim yang berada di kubu Prabowo, mulai dari Sekjen PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul hingga mantan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Di sisi lain, kata Dedi, terjadi konflik antara PBNU dengan PWNU. "Ini bisa memicu pergeseran suara di Jatim," ulas Desi, saat dihubungi, Senin (11/3034) malam.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro memandang, ada banyak faktor yang menyebabkan kubu 02 jauh mengungguli kubu 01, bahkan 03. Pertama, narasi keberlanjutan lebih dekat dengan warga Nahdliyin ketimbang narasi perubahan. Apalagi dalam beberapa kesempatan, kritik yang dilontarkan kubu 01 begitu masif sehingga tak jarang dianggap "offside".

Baca juga : Diungkap Ganjar, Jalan Hak Angket Panjang & Tak Mulus

"Padahal selama masa pemerintahan Presiden Jokowi, banyak kebijakan negara yang berpihak kepada kaum Nahdliyin," terang Baskoro.

Kedua, Prabowo banyak duduk sosok berpengaruh seperti SBY, Khofifah, Soekarwo, dan lainnya. Sementara, di sisi 01 tak ada tokoh Jatim yang sepadan mengimbangi magnet figur sosok-sosok berpengaruh di kubu 02. Di titik inilah split ticket voting terjadi, yaitu para pemilih Nahdliyin memilih PKB partainya, tapi capres-cawapresnya 02.

Ketiga, strategi kampanye yang menarik dan atraktif dari kubu 02 lebih efektif dipahami karena bisa dikonkretkan dalam wujud ekspresi, gerak, sikap, dan tindakan-tindakan sederhana "Berbanding terbalik dengan kubu 01 yang terkesan formal dan lebih serius," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.