Dark/Light Mode

Angka Kemiskinan Ekstrem Terus Ditekan

Muhadjir: Target Nol Persen

Minggu, 10 Maret 2024 07:30 WIB
Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berbincang dengan warga usai meninjau pemberian Bantuan Cadangan Pangan di Kantor Desa Sukojati,Kecamatan Blimbingsari,Banyuwangi, Jawa Timur.
Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berbincang dengan warga usai meninjau pemberian Bantuan Cadangan Pangan di Kantor Desa Sukojati,Kecamatan Blimbingsari,Banyuwangi, Jawa Timur.

RM.id  Rakyat Merdeka - Angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Banyuwangi lebih rendah dari pada angka nasional. Ini menjadi contoh baik untuk ditiru daerah-daerah lain.

HAL ini diungkapkan Men­teri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Ke­budayaan (Menko PMK) Mu­hadjir Effendy saat meninjau pemberian Bantuan Cadangan Pangan di Kantor Desa Suko­jati, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (8/3/2024).

“Kemiskinan ekstrem di Banyuwangi sudah bagus berada di angka 0,43 persen. Ini lebih rendah dibandingkan angka nasional 1,12 persen,” ungkap Muhadjir dalam keterangan resminya, Sabtu (9/3/2024).

Muhadjir mengapresiasi upaya penanganan kemiskinan ekstrem yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Angka kemiskinan ekstrem di Banyuwangi tercatat terus turun dalam tiga tahun terakhir. Dari 3,73 persen pada 2020, menjadi 0,99 persen di 2022. Kini tersisa 0,43 persen pada 2023.

Atas kinerja positif tersebut, Banyuwangi mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat berupa Dana Insentif Fiskal Kinerja (DIFK) Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2023 senilai Rp 6,71 miliar.

Baca juga : Ada Yang Tidak Percaya Ada Juga Yang Percaya

Insentif tersebut secara opti­mal telah dipergunakan untuk memperkuat program dan strategi penurunan kemiskinan di Banyuwangi.

Dia mengapresiasi program-program penanganan kemiskinan yang dilakukan Banyu­wangi dengan program-program partisipatif.

Dia berharap Banyuwangi terus melakukan upaya progresif, sehingga angka tersebut semakin bisa ditekan.

“Mudah-mudahan tahun ini bisa nol persen, sesuai in­struksi Presiden Jokowi untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga 0 persen pada 2024,” harap Muhadjir.

Selain penanganan kemiski­nan, Muhadjir juga melihat program penanganan stunting di Banyuwangi yang digerakkan dari bawah.

Para kader posyandu diinstruksikan untuk mengawal ibu hamil berkaitan dengan kecukupan gizi mereka.

Baca juga : Solo Jadi Rebutan Trah Orang-orang Hebat Nih

“Ini hal baik karena pence­gahan stunting jauh lebih baik pencegahannya ketika anak ma­sih dalam kandungan,” tuturnya.

Terkait bantuan pangan, hal ini upaya Pemerintah men­jaga ketahanan masyarakat di tengah perubahan iklim dan krisis pangan.

Muhadjir berharap, bantuan tersebut mampu meringankan beban pengeluaran masyarakat. Penerima bantuan pangan di Banyuwangi sebanyak 129.050 Kepala Keluarga (KK). Setiap KK mendapatkan bantuan be­ras 10 kg selama 6 bulan mulai Januari-Juni 2024.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan So­sial Kemenko PMK Nunung Nuryartono mencatat kemiskinan ekstrem di Indonesia per Maret 2023 berada di angka 1,12 persen. Angka itu turun 0,92 persen poin dibandingkan data Maret 2022.

Nunung mengungkapkan, berdasarkan data tersebut, Papua menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan ekstrem paling tinggi di Indonesia.

“Tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi di Provinsi Papua 7,67 persen dan terendah di Kaliman­tan Timur 0,10 persen,” kata Nunung.

Baca juga : Seharusnya Motivasi Umat,Bukan Mengusik Toleransi

Ada 13 provinsi di Indonesia yang tingkat kemiskinan ekstrem berada di atas 1,12 persen. Ke-13 provinsi itu, yakni Papua, Papua Barat, NTT, NTB, Maluku, Gorontalo, Bengkulu, Aceh, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, dan Yogyakarta.

Nunung mengatakan, Ke­menko PMK sudah diberikan tugas untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga 0 persen tahun ini. Menurutnya, berbagai cara sudah dilakukan untuk mengatasi masalah itu.

Beberapa di antaranya op­timalisasi upaya penciptaan lapangan kerja atau akses terha­dap pekerjaan dan peningkatan kapasitas SDM dan UMKM, serta peningkatan akses terhadap pembiayaan melalui pendekatan graduasi ataupun dukungan terhadap program lintas kemen­terian/lembaga.

Namun, catatan penting, tidak mungkin untuk menangani ke­miskinan yang multidimensi itu hanya satu program saja.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.