Dark/Light Mode

Marak Jelang Pilkada

Polling Online Bakal Jadi Alat Naikin Posisi Tawar

Sabtu, 9 April 2022 07:45 WIB
Pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Nyoman Subanda. (Foto: Istimewa)
Pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Nyoman Subanda. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Maraknya polling atau survei online jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, merupakan upaya para calon kepala daerah (cakada) menaikkan posisi tawar. Polling atau survei online yang banyak beredar di situs internet, tak dapat dijadikan acuan dalam Kontestasi politik di daerah.

“Selama metode polling online itu benar, ya sah-sah saja. Sekarang, tergantung siapa yang melakukan polling. Siapa respondennya. Kalau pesanan, kita kan sudah tahu ending-nya akan seperti apa,” ujar pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Nyoman Subanda kepada wartawan di Denpasar, Bali, kemarin.

Baca juga : Jaksa KPK Yang Dihukum Etik Karena Selingkuh Laporkan Albertina Ho Ke Dewas

Subanda menguraikan maraknya fenomena polling di situs internet dalam beberapa bulan terakhir. Pertama, fenomena tersebut bagian dari refleksi sosial, atau hiburan jelang Pilkada.

Kedua, polling tersebut merupakan saluran atau ajang uji elektabilitas para politisi yang punya keinginan maju di Pilkada.

Baca juga : Pemudik Berkendaraan Pribadi Bakal Diperiksa Acak Status Vaksinasinya

Ketiga, polling sebagai upaya bargaining atau peningkatan posisi tawar para politisi kepada partai politik atau bakal calon pengusung dalam Pilkada.

“Politisi yang punya ambisi menjadi calon, memberi sinyal bahwa dirinya punya peluang dan massa. Makanya, polling online yang marak dalam beberapa bulan terakhir, diduga dibuat dengan pesanan dan metode yang salah,” sesal dia.

Baca juga : BNPT Kampanye Deradikalisasi Lewat Film Istighfar

Misalnya, kata Subanda, polling online tentang kandidat Calon Bupati Klungkung. Polling tersebut mengambil responden dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali.

“Orang di Kabupaten Buleleng disodorkan kuisioner Calon Bupati Klungkung, apakah bisa menentukan pilihan secara riil? Ini jelas meragukan, tidak ada korelasinya. Kalau polling Calon Bupati Klungkung, ya pakai responden di Klungkung saja,” tegas dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.