Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Kepada orang yang memakai atasan berwarna kuning tersebut, Edy meyakinkan bahwa dirinya sudah mengenal Partai Golkar sejak tahun 87. “Orang-orang yang baru ini yang bully-bully saya ini,” tegasnya.
Kedua, Edy kembali menyoal warna kuning saat menghadiri acara Banteng Muda Indonesia (BMI). Mantan Pangdam I/Bukit Barisan ini kembali menyoal salah satu peserta yang menjadi perwakilan dari Partai Golkar. “Saya agak-agak trauma kalau jumpa kuning,” ungkap Edy.
Melanjutkan keterangannya, Shohibul mengatakan, konflik terbuka antara Edy dan Ijeck yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur dan Wagub Sumut, juga berpotensi mengganggu efektivitas pemerintahan. Bahkan, urai dia, konflik terbuka tersebut berpotenai merontokkan elektabilitas masing-masing.
Baca juga : Relawan Mak Ganjar Bantu Petani Gunung Kidul Korban Rumah Terbakar
“Jika konflik dibiarkan semakin sengit, berarti mereka dengansuka rela memberi jalan mulus kepada figur-figur yang akan menantang mereka pada Pilkada 2024 nanti. Manuver politik yang mereka lakukan akan membuka ruang besar bagi hadirnya kuda hitam,” cetusnya.
Selain itu, sambung dia, konflik terbuka yang terus dilakukan Edy dan Ijeck sangat bertentangan dengan visi Sumut Bermartabat. “Perjuangan memulihkan dan meninggikan martabat, merupakan wilayah kerja yang sangat berat,” pungkasnya.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Negeri Medan (Unimed), Bakhrul Khair Amal mengingatkan, terpilihnya Edy dan Ijeck sebagai gubernur dan wakil gubernur Sumut, bukan keberhasilan partai politik. Menurut dia, mereka merupakan buah dari keberhasilan rakyat dalam kontestasi demokrasi dan regenerasi kepemimpinan di Sumut.
Baca juga : Dua Kuda Hitam Melaju Kencang
“Disharmonisasi ini terjebak pada Pilkada 2024. Lalu gubernur ingin menjadi gubernur, dan wakil gubernur ingin menjadi gubernur. Pertanyaannya bagaimana tugas pokok dan fungsi mereka? Untuk menjalani sisa waktu yang ada untuk menjadi yang terbaik,” ujar Bakhrul.
Ia berharap, keduanya tidak lagi mempertontonkan konflik terbuka. Sebab, masyarakat Sumut masih akan menagih kinerja dan capaian visi misi keduanya, di sisa waktu masa jabatan mereka.
“Visi misi dan implementasi itu sudah sejauh mana progresnya. Tentang kesejahteraan,kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan birokrasi. Masyarakat masih menunggu progres-progres capaian visi misi itu,” pungkasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya