Dark/Light Mode

Gubernur Edy Dan Ijeck Berkonflik

Ruang Kuda Hitam Terbuka

Rabu, 28 Desember 2022 07:45 WIB
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah. (Foto: Antara)
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Kepada orang yang memakai atasan berwarna kuning tersebut, Edy meyakinkan bahwa dirinya sudah mengenal Partai Golkar sejak tahun 87. “Orang-orang yang baru ini yang bully-bully saya ini,” tegasnya.

Kedua, Edy kembali menyoal warna kuning saat menghadiri acara Banteng Muda Indonesia (BMI). Mantan Pangdam I/Bukit Barisan ini kembali menyoal salah satu peserta yang menjadi perwakilan dari Partai Golkar. “Saya agak-agak trauma kalau jumpa kuning,” ungkap Edy.

Melanjutkan keterangannya, Shohibul mengatakan, konflik terbuka antara Edy dan Ijeck yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur dan Wagub Sumut, juga berpotensi meng­ganggu efektivitas pemerintahan. Bahkan, urai dia, konflik terbuka tersebut berpotenai merontokkan elektabilitas masing-masing.

Baca juga : Relawan Mak Ganjar Bantu Petani Gunung Kidul Korban Rumah Terbakar

“Jika konflik dibiarkan semakin sengit, berarti mereka dengansuka rela memberi jalan mulus kepada figur-figur yang akan menantang mereka pada Pilkada 2024 nanti. Manuver politik yang mereka lakukan akan mem­buka ruang besar bagi hadirnya kuda hitam,” cetusnya.

Selain itu, sambung dia, konf­lik terbuka yang terus dilakukan Edy dan Ijeck sangat bertentangan dengan visi Sumut Bermartabat. “Perjuangan memulihkan dan meninggikan martabat, merupakan wilayah kerja yang sangat berat,” pungkasnya.

Terpisah, pengamat politik dari Universitas Negeri Medan (Unimed), Bakhrul Khair Amal mengingatkan, terpilihnya Edy dan Ijeck sebagai gubernur dan wakil gubernur Sumut, bukan ke­berhasilan partai politik. Menurut dia, mereka merupakan buah dari keberhasilan rakyat dalam kon­testasi demokrasi dan regenerasi kepemimpinan di Sumut.

Baca juga : Dua Kuda Hitam Melaju Kencang

“Disharmonisasi ini terjebak pada Pilkada 2024. Lalu guber­nur ingin menjadi gubernur, dan wakil gubernur ingin menjadi gubernur. Pertanyaannya ba­gaimana tugas pokok dan fungsi mereka? Untuk menjalani sisa waktu yang ada untuk menjadi yang terbaik,” ujar Bakhrul.

Ia berharap, keduanya tidak lagi mempertontonkan konflik terbuka. Sebab, masyarakat Sumut masih akan menagih kinerja dan capaian visi misi keduanya, di sisa waktu masa jabatan mereka.

“Visi misi dan implementasi itu sudah sejauh mana progresnya. Tentang kesejahteraan,kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan birokrasi. Masyarakat masih menunggu progres-progres capaian visi misi itu,” pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.