Dark/Light Mode

Tito: Pilkada di Tengah Pandemi Bisa Lahirkan Pemimpin Kuat dan Tangguh

Senin, 10 Agustus 2020 09:36 WIB
Mendagri Tito Karnavian saat menjadi narasumber Webinar Nasional Keempat Taruna Merah Putih (TMP) dengan tema Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, Minggu malam (9/8). (Foto: Dok. TMP)
Mendagri Tito Karnavian saat menjadi narasumber Webinar Nasional Keempat Taruna Merah Putih (TMP) dengan tema Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, Minggu malam (9/8). (Foto: Dok. TMP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski masih ada pandemi Covid-19, Pilkada tetap dilaksanakan pada Desember 2020, bukan 2021. Sebab, tidak ada jaminan bahwa pandemi Covid-19 akan selesai pada 2021. Di saat yang sama, tata pemerintahan harus terus berjalan.

Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat menjadi narasumber Webinar Nasional Keempat Taruna Merah Putih (TMP) dengan tema Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, Minggu malam (9/8). Selain Tito, hadir sebagai pembicara Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Tulang Bawang Winarti, dan Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi. Acara ini dipandu langsung Ketua Umum DPP TMP Maruarar Sirait dan dibuka Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Tito menjelaskan, adaptasi kebiasaan baru (AKB) harus berjalan di semua sektor kehidupan, termasuk di bidang politik. Apalagi ada contoh dari sejumlah negara yang sukses melaksanakan pemilu dan pilkada di tengah pandemi.

Baca juga : Peneliti CIPS : Dorong Regulasi Keamanan Pangan Jasa Makanan Daring

Tito menilai, Pilkada 2020 merupakan momentum untuk menekan kurva positif rate dan penyebaran. Pilkada juga bisa menyelamatkan ekonomi. Lebih-lebih, pilkada di masa pandemi dapat melahirkan pemimpin yang kuat, tangguh, dan bisa memberikan solusi di tengah krisis "Karena pemimpin yang kuat adalah pemimpin yang bukan lahir di masa damai, di masa aman. Lahir di masa krisis, dia lah seorang pemimpin yang kuat," tegas Tito.

Tito menekankan, pemerintah menggabungkan antara persoalan pandemi dengan agenda politik pemerintahan pilkada. Sehingga persoalan tidak terpisah, seolah-olah pilkada ini adalah agenda politik semata, sedangkan protokol kesehatan hanya untuk mengamankan. Tito juga menyoroti kerja beberapa kepala daerah yang masih kurang dalam menangani corona. Padahal, pemerintah pusat sudah all out dengan membentuk Gugus Tugas dan Satgas. Demikian juga dengan anggaran, sumber daya, regulasi.

Tito menilai, ada empat kuadran kepala daerah dilihat dari kemauan dan kemampuan penanganan corona. Pertama, kepala daerah yang serius menangani corona tapi masih kekurangan strategi ataupun anggaran. Kedua, kepala daerah yang kurang serius menangani corona. Ketiga, kepala daerah yang mau bersungguh-sungguh untuk menangani Covid-19 dan dampak ekonominya serius, tapi kemampuan konsep strateginya kurang. Keempat, kepala daerah yang memiliki pengetahuan konsep strategi penanganan corona dengan fiskal baik, namun keseriusannya kurang dan terkesan cari aman.

Baca juga : Terima Kasih Bapak dan Ibu Tani

"Yang paling buruk ada kepala daerah, sudah nggak ada fiskal baik, pengetahuan dan konsep penanganan Covid dan dampak sosial ekonomi daerah nggak miliki konsep, setelah itu tidak sungguh-sungguh. Ini pasti akan berantakan daerah itu," sambungnya.

Tito pun mengatakan, pemerintah terus berupaya menemukan vaksin Covid-19. Vaksin corona yang diproduksi oleh perusahaan asal China yakni Sinovac akan selesai uji klinis tahap tiga pada akhir Desember mendatang. Jika uji vaksin Sinovac itu berhasil pada Desember nanti, maka pada Januari 2021 akan dilakukan produksi masal. Namun demikian belum memenuhi produksi untuk 340 juta penduduk per tahun. Maka akan dilanjutkan tahun berikutnya.

"Kemampuan produksi ini artinya tidak bisa memenuhi 340 juta satu tahun. Tahun 2021 kalau kalau uji klinis tahap ke-3 ini efektif vaksinnya, maka produksi bulan Januari, maka produksi 250 itu di akhir tahun, artinya akan berlanjut ke tahun berikutnya," kata Tito.

Baca juga : Kampanye Pakai Masker, Pimpinan dan Tontonan Harus Jadi Contoh

Dengan kalkulasi itu, Tito mengatakan jika vaksin berhasil ditemukan Desember nanti, maka pada 2021 pandemi virus Corona belum bisa selesai secara tuntas, karena 2/3 penduduk Indonesia belum divaksinasi. "Di tahun 2021 belum tentu, meskipun vaksin berhasil efektif di akhir tahun, tahun 2021 belum menyelesaikan tuntas masalah pandemi atau epidemi di Indonesia. Kita berdoa itu, kita berdoa dengan seluruh masyarakat dan tokoh agama virusnya melemah," kata dia.

Maruarar Sirait berterima kasih atas kehadiran Tito di tengah kesibukan. Ia pun mengatakan bahwa dalam webinar kedua TMP juga menghadirkan Menteri Sosial Juliari Batubara, sementara dalam Webinar Ketiga menhdairkan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki. Artinya sudah ada tiga menteri yang hadir dalam Webinar TMP.

"Pak Tito ini dikenal sebagai polisi intelektual. Meraih gelar Ph.D bidang penanganan terorisme, berhasil memimpin tim Densus 88 yang bisa melumpuhkan teroris Dr. Azhari dan juga memimpin sebuah tim khusus kepolisian yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M Top," tutup Maruarar. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.