Dark/Light Mode

Sukses Pemilu di Tengah Corona

Bisa Jadi Contoh Pilkada, KPU Kepoin Pemilihan di Korsel

Selasa, 4 Agustus 2020 22:51 WIB
Warga masuk ke TPS mengikuti protokol kesehatan: jaga jarak, pakai masker dan sarung tangan. (Foto CNN)
Warga masuk ke TPS mengikuti protokol kesehatan: jaga jarak, pakai masker dan sarung tangan. (Foto CNN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah wabah Covid-19, 15 April lalu Korea Selatan menggelar pemilu untuk memilih anggota parlemen. Dan, kendati dilaksanakan di tengah wabah, pemilu itu berlangsung sukses. Dengan kemenangan mutlak partai berkuasa.

Dalam acara RMInsight, Negeri K-Pop Kelimpungan Tangkis Resesi, Dubes RI untuk Korea Selatan Umar Hadi menyebut,  pemilu itu diakui sebagai salah satu yang tersukses. Berhasil mencetak rekor dengan jumlah pemilih tertinggi. Mencapai 66,2 persen (paling tinggi daripada berbagai pemilihan parlemen yang diadakan negara sejak tahun 1992 silam).

Karena itu, Umar ditanya KPU mengenai pelaksanaan pemilu di Negeri Ginseng itu. Untuk pelajaran bagi Indonesia yang akan menyelenggarakan pilkada. Namun, Umar menekankan, "Perlu diingat bahwa pemilu itu dilaksanakan saat wabah relatif sudah bisa ditangani dan di kendalikan."

Baca juga : Sukses Gelar Ibadah Haji di Tengah Pandemi Covid, Raja Salman Banjir Ucapan Selamat

Kata Umar, pemilu itu dilakukan pada bulan April. Sedangkan pada akhir Maret wabah Covid-19 relatif bisa dikendalikan. Hal itu ditandai dengan menurunnya jumlah kasus positif harian. Sebelumnya, penambahan kasus positif sebelum pemilu dilaksanakan biasanya mencapai ratusan dan puncaknya sampai 1.000 perhari.

"Nah pada saat pelaksanaan pemilu kasus positif harian hanya 10 sampai 20 hari," terang Umar. Dan persiapannya juga dilakukan dengan sangat matang. Mulai dari kampanye hingga hari pemilihan.

Kata Umar, dua hari sebelum hari pemilihan, disediakan tempat bagi orang yang memilih terlebih dahulu. Itu karena pada hari H, pemilih tidak bisa datang. "Istilahnya itu early voting system. Tapi memang hanya ada di beberapa tempat," jelasnya.

Baca juga : Doni Monardo: Protokol Kesehatan Harga Mati

Lalu juga ada pemungutan suara melalui surat. Sehingga mengurangi kepadatan orang di TPS. Kemudian, tempat-tempat pemungutan suara juga disterilkan. Para petugasnya juga memakai alat pelindung diri. Mulai dari masker hingga pelindung wajah.

Pemilih yang datang juga harus memakai masker. Dan juga disediakan sarung tangan latex. Protokol kesehatan dijalankan dengan sangat ketat.

Begitu juga saat penghitungan suara. Panitianya juga menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan sangat ketat. Sehingga setelah Pemilu 15 April itu tidak ada penambahan kasus yang signifikan.

Baca juga : KAI Ngarep Pemerintah Segera Bayar Utang Subsidi Tiket

Pada pemilu ini juga partai berkuasa mengalami kemenangan yang besar. Dan menegaskan bahwa kemenangan itu adalah keyakinan masyarakat. "Keyakinan atas penanganan wabah covid 19 yang dianggap sangat baik," tandas Umar.[PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.