Dark/Light Mode

Ustadz MG

Kamis, 3 Februari 2022 09:06 WIB
Almarhum H Margiono. (Foto : Ist)
Almarhum H Margiono. (Foto : Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Saya pernah diperbantukan jadi redaktur di Tabloid Syariah. Seingat saya sekitar tahun 2013. Ini salah satu tabloid yang diterbitkan oleh Rakyat Merdeka Group.

Koran lain di bawah RM Group saat itu adalah Lampu Merah (pada tahun 2008 berubah menjadi Lampu Hijau), Banten Pos, Non Stop, Bollywood, Satelit News, Tangsel Pos, Tangerang Pos, Lowongan Kerja (Loker), RM Books Publisher, dan Majalah Biografi Politik Rakyat Merdeka.

Sesuai namanya "Syariah", konten tabloid ini isinya soal ke-Islaman. Semua dibahas dalam perspektif Islam. Bang Usman Rizal, Pemimpin Redaksi saat itu bilang, tabloid ini menjadi penyeimbang koran Lampu Hijau. “Ini soal akhirat, kalau Lampu Hijau kita semua tahu lah isinya,” katanya tersenyum.

Suatu waktu, saya mendapat SMS. "Pak MG mau menjadi khatib Shalat Idul Adha di Masjid Al-Hakim BSD, bisa diliput Syariah tuh, Bagus kayaknya,". Pengirimnya, Ibu Maria Hanief, saat itu masih menjadi manajer keuangan RM.

Pak MG Jadi Khatib? Saya tak pernah tahu, beliau ternyata tokoh agama. Yang saya paham, Pak MG itu, mantan wartawan jempolan Jawa Pos. Sekarang, Direktur Umum Rakyat Merdeka Group.

Masjid Al-Hakim ada di Perumahan Kencana Loka Sektor XII, Blok D, Jl. Buana Kencana, Bumi Serpong Damai, Rawa Buntu, Tangsel. Masjidnya cukup besar. Saya pernah shalat Jumat di sana. Jamaahnya banyak. Bisa menampung 3.000 orang.

Baca juga : Kota dan PTM

Di masjid ini, shalat subuh justru paling banyak jamaah yang shalat. Menghindari macet menuju tempat kerja di Jakarta, warga di sana biasanya berangkat waktu subuh.

Nah sebelum berangkat kerja, mereka menyempatkan shalat berjamaah di masjid. Makanya, shalat subuh justru lebih ramai dari waktu shalat lain.

Saya lupa materi khutbah Idul Adha Pak MG. Tapi saya ingat, beberapa kali dia mengutip ayat Al-Quran dan Hadist menjelaskan makna Idul Adha dalam konteks kekinian. Saya transkip dan tulis lengkap. Tanpa sedikitpun yang dipotong. Cukup mengisi dua halaman penuh Tabloid Syariah.

Ibu Maria Hanief, juga warga sekitar situ. Katanya, Pak MG memang beberapa kali mengisi kajian subuh di Masjid Al-Hakim.

Ini bikin saya makin bengong. Saya membayangkan begitu luasnya pemahaman Pak MG soal Islam, termasuk dalil-dalil aqli (merujuk pada logika) dan naqli (berdasar ayat Alquran dan Hadist).

Dia mengenang pernah ikut mengaji kuliah subuh Pak MG. “Jika Steve Jobs Berbasmalah’. Begitu temanya. “Steve Jobs, tentu akan menjadi manusia kaya raya di dunia dan akhirat,” katanya menceritakan isi ceramah Pak MG.

Baca juga : Ustadz Bijak Berpihak

Saya dengar, Pak MG dua kali pernah ke tanah suci, menunaikan ibadah Haji. Pertama dilakukan tahun 2007. Saya dengar pula, Pak MG sering menjadi imam masjid. Fasih pula melantunkan ayat-ayat suci.

Secara peribadi saya tidak kenal pak MG. Maklum, saya cuma redaktur. Secara struktural jaraknya terlalu jauh dengan Direktur Utama. Tapi saya tahu Pak MG sosok humoris yang banyak teman. Dihormati wartawan yunior dan senior. Disegani pejabat kelas atas.

Pengalaman di Kemenpora, tempat saya meliput contohnya. Saat itu, 2019, saya mendapat tugas menghubungi Menpora Zainudin Amali. Pak MG, yang sudah tak menjabat Ketua PWI  ingin silaturahmi dengan Zainudin Amali yang baru aja diangkat jadi Menpora.

Saya sampaikan ke ajudan Menpora. Klop. Pak Zainudin Amali mau menerima. Jadwalpun ditentukan. “Kalau Pak MG sampai ke kantor Kemenpora tolong bilang ya,” kata sang ajudan kepada saya.

Tak lama, Pak MG tiba. Dia datang sendirian. Sopirnya menunggu di parkiran. Saya hubungi ajudan. Zainudin Amali rupanya turun dari lantai 10 Kemenpora. Dia langsung menyambut Pak MG di depan lobi Kemenpora.

Jarang-jarang seorang menteri menyambut tamu di lobi kantornya. Pak MG tentu termasuk yang istimewa.

Baca juga : Masih Jauh, Perjalanan Indonesia Menuju Endemi

Luar biasa. Pak MG adalah CEO Rakyat Merdeka Group, wartawan senior yang pernah dua periode menjabat Ketua umum PWI. Dia juga seorang dalang nyohor yang memahami sastra jawa. Saya tambahkan satu lagi. Pak MG juga seorang ustadz.

Kini Pak MG, kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 1960, berpulang. Dia wafat pada Selasa, 1 Februari 2022, sekitar pukul 09.00 WIB, di RSPP Modular, Jakarta. Bertepatan dengan tanggal merah, hari libur/perayaan Imlek (tahun baru China). Jenazahnya dimakamkan di TPU Jelupang, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, menjelang Ashar. Almarhum wafat setelah beberapa hari di rawat di RS.

Ilmu yang pernah disampaikan kepada umat adalah sadaqoh jariyah. Pahalanya akan terus mengalir hingga hari kiamat. Ilmu bermanfaat.

Semoga Pak MG mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Semoga Allah SWT jadikan kuburnya taman dari taman surga. Amin. (Saiful Bahri, Wartawan RM.id)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.