Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menghukum Oligarki

Minggu, 6 Maret 2022 07:07 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai “orang kuat”, Vladimir Putin dikelilingi oligarki yang juga kuat. Oligarki bisa menjadi kekuatan politik. Bisa juga menjadi kelemahan politik.

Pihak Barat yang menyadari itu menggunakan oligarki kroni Putin untuk menekan Rusia. Amerika Serikat mencekal delapan orang super kaya Rusia beserta keluarganya. Jerman, Italia, Prancis menyita kapal pesiar berharga puluhan triliun rupiah. Uni Eropa membekukan aset-aset para oligark tersebut.

Di media sosial bahkan ada akun “Russian Oligarch Jets” yang memantau pergerakan orang-orang super kaya Rusia itu. Terutama pergerakan jet pribadi mereka. Mendarat dimana, mampir atau mengisi bahan bakar di bandara mana, dipantau.

Baca juga : Bahaya Dendam Politik

Apakah upaya itu bisa menekan Vladimir Putin yang menggelar operasi militer atau invasi ke Ukraina? Sepertinya tidak.

Oligarki yang dekat dengan Putin itu sepertinya rela kehilangan harta demi Rusia dan Putin. Sebenarnya, juga untuk keamanan pribadi dan kelompoknya.

Roman Abramovich misalnya, harus rela menjual Chelsea, klub Liga Inggris yang hampir 20 tahun dikuasainya. Dia juga mengikhlaskan utang klub kepadanya, tidak dibayar. Nilainya, 28 triliun rupiah.

Baca juga : Putin Vs "Putin"

Baginya, itu tak masalah. Karena, sepakbola, seperti kata Abramovich, “hanyalah” passion. Bukan untuk cari uang.

Oligarki juga tumbuh di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya. Termasuk di Ukraina. “Mereka mengontrol sistem politik. Itu faktor kunci yang menyelamatkan bisnis mereka,” demikian laporan Ukrainian Institute for the Future (UIF).

Oligarki adalah pemerintah yang dikuasai segelintir orang. Walau tidak semuanya terlibat langsung di pemerintahan, mereka sangat menentukan arah serta kebijakan pemerintahan. Tidak jarang, mereka berkolusi. Pakai tangan orang lain atau “orang dalam”. Akibatnya, terjadi konflik kepentingan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.