Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Kalau belum bisa memberikan kebahagiaan kepada rakyat, setidaknya jangan melukai hati mereka. Prinsip itulah yang mestinya dimiliki para politisi dan pejabat.
Ini perlu diingatkan karena beberapa pernyataan (juga kebijakan) politisi dan pejabat seringkali membuat publik tersakiti.
Baca juga : Polarisasi Akan Menguat?
Dulu, ketika ada tsunami, seorang politisi menyarankan, “kalau tidak mau kena tsunami, jangan tinggal di pinggir pantai”.
Di masa-masa puncak Covid-19, ada juga politisi yang meminta rumah sakit khusus untuk pejabat dan anggota DPR. “Banyak pejabat yang kesulitan mendapatkan rumah sakit,” dalihnya seolah-olah rakyat lebih mudah mendapatkan rumah sakit.
Baca juga : Membangun Warisan Politik Keluarga
Ada juga yang menolak dikarantina sepulangnya dari luar negeri. “Perlakuan Kemenkes, buruk,” kata politisi Senayan seolah-olah rakyat mendapat perlakuan yang lebih baik dari pejabat.
Ketika anggaran negara sedang jor-joran diguyur untuk penanganan Covid-19, ada juga politisi yang meminta supaya aparat penegak hukum tak bisa ditangkap. “Mereka simbol negara,” ujarnya.
Baca juga : Mengobati "Candu Politik"
Kepekaan politik dan sosial menjadi dasar penting pejabat dan politisi. Anggota DPR misalnya, harus bisa menempatkan diri sebagai wakil rakyat. Bukan merasa diri sebagai tuan, walau mereka punya kekuasaan yang luar biasa.
Saat melontarkan pernyataan atau membuat kebijakan, bukan hanya sekadar “berucap” atau “menyusun serta membuat kebijakan”, tapi harus dipastikan itu akan diterima dan berjalan baik di masyarakat.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.