Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lari Bareng Di Trek Lurus

Kamis, 9 Juni 2022 06:36 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Apakah olahraga harus dipisahkan dari politik? Tergantung Anda.

Kita lihat kasus-kasusnya. Pertama, kasus Muhammad Ali, 1967.Petinju legendaris ini harus kehilangan lisensi bertinjunya gara-gara menolak wajib militer. Dia tidak mau dikirim ke Vietnam untuk berperang melawan Vietkong.

“Saya tidak punya masalah atau pertengkaran dengan orang-orang Vietkong, untuk apa saya berperang ke sana,” tegas Ali.

Baca juga : Menunggu Pilihan Di Bulan Juni

Akibat penolakan tersebut, dia divonis lima tahun penjara, denda 10.000 USD. Lisensi bertinjunya dicabut.

Di Vietnam, AS kalah perang setelah menghabiskan banyak biaya dan kehilangan banyak prajurit. Dengan kondisi ini, apakah dunia pro terhadap Ali, pro pemerintah AS, atau pro kampanye perdamaian dan “anti-perangnya”?

Kedua, Olimpiade Berlin 1936. Hitler dan Nazi memanfaatkan Olimpiade tersebut sebagai alat propaganda untuk menunjukkan bahwa Nazi tidak diskriminatif, tidak rasis dan tidak diperintah secara diktator. Selama Olimpiade, Hitler dan Nazi menampilkan wajah manis.

Baca juga : 2024, Gen X Pegang Kendali?

Amerika Serikat juga demikian. Menjadikan Olimpiade sebagai alat propaganda. AS mengirimkan banyak atlet Afrika-Amerika. Jumlah terbesar dalam sejarah keikutsertaan mereka.

Tujuannya: mempermalukan Hitler yang mengagung-agungkan ras Arya-nya. Tujuan lainnya: menunjukkan bahwa AS ramah terhadap warga kulit hitam.

Pada tahun 30-an, kulit hitam memang mengalami diskriminasi di hampir semua bidang kehidupan di AS. Mereka dilarang memasuki berbagai lapangan pekerjaan dan tempat-tempat umum seperti restoran dan hotel. Toilet pun dipisah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.