Dark/Light Mode

Mengobati "Candu Politik"

Kamis, 23 Juni 2022 06:39 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Apakah para elite sudah memasuki fase kecanduan politik?

Bisa iya. Dari segi waktu, pembicaraan mengenai Pilpres 2024 sudah dimulai setahun lalu, jauh sebelum pemilu. Baliho dan spanduk sudah bertebaran dimana-mana. Menghiasi ruang publik sampai ke desa-desa. Dunia maya, juga sangat politis.

Dari segi substansi, elite politik sudah membicarakannya jauh-jauh hari. Persaingan sudah dimulai jauh sebelum pemilu. Pergerakan politik sudah terlampau hiperaktif.

Baca juga : Tangis-Tawa Di 2 Panggung

Dalam kadar tertentu, persaingan dan pergerakan ini mempengaruhi kualitas atmosfer publik. Kalau kecanduan kafein, dampaknya terhadap dirinya sendiri. Tapi kalau banyak elite kecanduan politik, satu bangsa ikut terseret.

Kecanduan atau ketagihan terjadi ketika seseorang merasa tergantung terhadap sesuatu. Seolah itu menjadi “hidup dan matinya”. Saking keranjingannya, bisa kehilangan kontrol.

Anak-anak misalnya, bisa ketergantungan gadget atau game online. Dalam kadar tertentu, elite politik juga bisa seperti itu.

Baca juga : "Kalau Ternyata Bukan Kucing…"

Kecanduan ini pernah terjadi di era Orde Lama. Pemilu pertama, 1955, diikuti lebih dari 30 parpol. Saat itu, politik menjadi panglima.

Pemilu 1971, pemilu pertama di era Orde Baru, jumlah parpol peserta berkurang. Hanya 10 parpol. Saat itu, Orde Baru mulai menyadari bahwa masyarakat harus dijauhkan dari kecanduan politik. Prinsipnya, “ekonomi yes, politik no!”. Kebijakan itu, juga menjauhkan masyarakat dari kontrol dan kritik terhadap Orba.

Puncaknya, Pemilu 1977, yang hanya diikuti tiga parpol. Dua parpol, PPP dan PDI tak diizinkan buka kantor di desa. Sementara “partai pemerintah”, bebas. “Masyarakat desa harus dijauhkan dari politik,” kata salah seorang menteri Orde Baru. Itulah yang disebut “massa mengambang”.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.