Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sri Lanka Dan Pesan Filipino

Selasa, 12 Juli 2022 06:40 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Give our stolen money back”. “Balikin duit kami yang dicuri”.

Kalimat itu ditulis pengunjuk rasa di truk milik polisi. Pakai cat putih. Truk itu menjadi barikade di pintu masuk kediaman Presiden Sri Lanka, di ibukota Kolombo. Kantor berita AP, memuat foto itu, Minggu (10/7).

Meski ditulis seadanya, kalimat itu bermakna sangat dalam. Rakyat Sri Lanka menilai, negerinya mengalami salah urus. Termasuk uang rakyat yang dikorupsi. Sampai negara bangkrut. Tak punya uang lagi. Tak mampu bayar utang.

Baca juga : RKUHP, Jangan Petak-Umpet

Barikade itu tak ada artinya. Rakyat berhasil menduduki kediaman Presiden. Mereka duduk-duduk santai dan nyebur ke kolam renang. Main piano dengan keahlian seadanya.

Rakyat yang merangsek ke kediaman Presiden ada juga yang duduk santai berhimpitan di sofa mewah. Sambil ngangkat kaki. Sandal jepitnya ditaruh asal-asalan di lantai.

Ada juga yang memparodikan sidang IMF di meja panjang di ruang konferensi. Seolah-olah IMF sedang bersidang membahas nasib negara berpenduduk 22 juta jiwa itu.

Baca juga : PMK Bisa Nanduk Siapa Saja

Pemerintah Sri Lanka memang sedang meminta keringanan utang dari lembaga dan negara donor. Permintaan keringanan ini sudah belasan kali, sebelum mereka bangkrut.

Saat ini, antri BBM, antri makan, antri gas, antri apa saja menjadi pemandangan sehari-hari di Sri Lanka. Sementara yang diantre, BBM atau roti, semua habis. Kosong.

Korupsi, termasuk korupsi dana utang, hanya salah satu sebab. Sebab lainnya, seperti yang disampaikan pemerintah, adalah krisis di Ukraina dan pandemi Covid-19.

Baca juga : Politik Sonder Kepekaan

Tapi rakyat dan pengamat menilai, penyebab utamanya: salah urus negara. Bukan karena pandemi atau Ukraina. Karena, benih krisis Sri Lanka tumbuh sebelum pandemi dan perang Ukraina.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.