Dark/Light Mode

Sri Lanka Dan Pesan Filipino

Selasa, 12 Juli 2022 06:40 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Kondisi ini mengingatkan kita pada peristiwa Mei 1998 ketika Presiden Soeharto dijatuhkan oleh kekuatan rakyat. Hanya saja, saat itu, rakyat menduduki gedung MPR/DPR.

Saat ini, Sri Lanka sangat kacau dan menyedihkan. Setelah Presidennya kabur, partai oposisi Sri Lanka bersatu membentuk pemerintahan. Menentukan masa depan negaranya.

Skenarionya bisa begini:

Baca juga : RKUHP, Jangan Petak-Umpet

Di tubuh oposisi terjadi perdebatan alot. Ada potensi berebut kekuasaan. Setelah mereka gagal konsolidasi, kekuatan lama bangkit lagi. Kembali berkuasa. Dan apa yang diperjuangkan dengan berdarah-darah hanya tinggal nostalgia dan catatan sejarah.

Karena itu, Sri Lanka harus belajar dari banyak negara yang pernah melewati jalan yang sama. Saran itu, antara lain datang dari Filipina.

“Orang-orang Sri Lanka yang terhormat. Jangan membuat kesalahan yang sama seperti yang kami lakukan. Mereka harus membayar kejahatan dan korupsi mereka, sekarang. Jangan beri ampun. Salam hormat dari seorang Filipina yang malu dengan negaranya yang melupakan sejarah”.

Baca juga : PMK Bisa Nanduk Siapa Saja

Penulis pesan itu, seorang netizen bernama JR Santiago.

Dia merujuk kepada pemerintahan negaranya yang sekarang kembali diperintah keluarga Marcos. Ferdinand Marcos sr, yang dilumuri korupsi, kediktatoran dan pelanggaran HAM diturunkan rakyat lewat gelombang people power pada 1986. Pada Pilpres 2022, putra Marcos, Bongbong, kembali ke kursi Presiden.

Begitulah sejarah berulang. Kapan pun. Di mana pun. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.