Dark/Light Mode
Sebelumnya
Pemilu 2019 misalnya, Mahfud Md yang di menit terakhir tinggal selangkah menjadi cawapresnya Jokowi, tiba-tiba digantikan KH Ma’ruf Amin.
Atau pada Pemilu 2014, ketika Jokowi tampil sangat fenomenal mendobrak para kandidat kuat lainnya. Prosesnya berlangsung sangat singkat. Peta berubah sangat cepat. Jokowi yang awalnya tidak diunggulkan, ternyata bisa memimpin sampai dua periode.
Baca juga : Wajah Kita Mulai Digambar
Peta Pilpres 2024 juga bisa berubah dalam waktu cepat dan ringkas. Sekarang misalnya, koalisi Gerindra-PKB mengaku sudah menjalin komunikasi dengan tiga parpol lain. Tentu saja parpol-parpol ini sudah membentuk “koalisi” sendiri.
Kalau ada satu, apalagi dua parpol yang membelot, potensi empat pasangan bisa retak dan bubar. Sekarang tergantung dinamika dan kelihaian parpol: mau dua, tiga atau empat pasang.
Baca juga : Awas ``Banalitas Korupsi``!
Bagi rakyat, prinsipnya sederhana saja, seperti kata mantan pemimpin China Deng Xiao Ping, “tak peduli kucing hitam atau putih, yang penting bisa menangkap tikus”.
“Prinsip kucing” itulah yang kemudian mengubah China menjadi negara maju. Bukan hitam atau putihnya. Bukan pula kucing yang berkolaborasi dengan tikus. Karena, sekawanan tikus bisa mengalahkan kucing, hitam atau putih. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.