Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sikap Tegas Mega, Tanda-tanda Apa?

Senin, 24 Oktober 2022 06:29 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Sikap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi peringatan keras dan terakhir kepada "Dewan Kolonel" menarik untuk dianalisis. Dalam kacamata politik, sikap tegas itu menunjukkan bahwa Mega konsisten dengan sikapnya, urusan Capres PDIP adalah kewenangan mutlaknya. Para anak Banteng tak boleh memberikan "tekanan" dalam bentuk apa pun.

Sikap tegas Mega ini menjadi menarik, sebab yang diberikan peringatan keras adalah para loyalis dan pendukung Puan Maharani, anaknya sendiri, yang bercita-cita maju di 2024. Padahal, seorang ibu biasanya akan mempertaruhkan segalanya untuk kepentingan dan kebahagiaan anaknya. Atas dasar inilah, banyak pejabat teras PDIP dengan terang benderang menyatakan mendukung Puan. Para analis pun berkesimpulan, Puan hampir pasti menjadi capres dari PDIP.

Baca juga : Ngurus Ginjal Jangan Gagal

Namun, sikap Mega keluar dari pakem "ibu rela melakukan apa pun untuk anaknya". Acuan Mega jelas, AD/ART PDIP. Di PDIP, tidak dikenal struktur "Dewan Kolonel".

Sikap tegas Mega ini memang tidak menghilangkan peluang Puan menjadi capres 2024. Ketua DPR tersebut masih punya kesempatan besar untuk membuktikan kepada ibunya, dia layak untuk diusung. Baik dilihat dari segi kapasitas maupun dari sisi elektabilitas. Namun, sikap Mega tadi jelas menunjukkan, tidak ada yang diistimewakan di PDIP dalam kontestasi memperebutkan tiket capres.

Baca juga : Jalan Andika Menuju 2024

Jika dilihat ke belakang, sikap Mega linear dengan keputusannya dalam mengajukan calon kepala daerah. Contohnya saat Pilkada DKI Jakarta 2012. Saat itu, elite PDIP mendukung Adang Ruchiatna untuk maju mendampingi Fauzi Bowo alias Foke.

Bahkan, saat itu, Taufiq Kiemas, suami Mega, menegaskan, Foke-Adang menjadi duet yang cocok di DKI. Tapi, sikap Mega tak bisa "ditekan" apa pun. Termasuk oleh suaminya. Mega memilih mengusung Jokowi-Ahok, dan terbukti menang.

Baca juga : Peluang Vs Rintangan Puan Di 2024

Demikian juga dengan sikap Mega di Pilkada Jawa Tengah 2013. Saat itu, sosok yang paling populer adalah Rustriningsih. Srikandi Banteng ini pun sudah resmi mendaftarkan diri untuk nyagub. Tapi, Mega tak bisa "diintervensi" popularitas. Mega memutuskan memilih Ganjar Pranowo maju di Pilkada Jawa Tengah 2013.

Kembali ke sikap Mega terhadap pendukung Puan, hal ini juga menjadi peringatan ke pendukung Ganjar. Sebab, sikap tegas yang sama bisa diarahkan ke loyalis Ganjar. Alasannya juga sama, karena dirasa mau melakukan "intervensi" dan mendahului kewenangan Mega sebagai pemegang hak prerogatif dalam menentukan capres dari PDIP. Wallahu'alam bishawab. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.