Dark/Light Mode

Menerka Nasib AHY

Senin, 10 Oktober 2022 06:10 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang lengket-lengketnya. Keduanya sering tampil mesra di hadapan publik dan saling memuji. Chemistry keduanya juga sudah semakin terbangun.

Kedekatan ini semakin menguatkan harapan Demokrat untuk memasangkan Anies-AHY di Pilpres 2024. Apalagi, Anies juga sudah memberi kode-kode bersedia berduet dengan AHY. Makanya, tak heran Demokrat sudah bergerak cepat dengan membentuk relawan Anies-AHY.

Baca juga : Sepak Bola Tak Seharga Nyawa

Pertanyaannya, apakah duet ini akan benar-benar tertentuk? Jika analisisnya dikerucutkan hanya pada hubungan Anies-AHY, kemungkinan duet tersebut terbentuk sangat besar. Mungkin bisa di atas 90 persen. Sebab, selain hubungan keduanya sangat lengket, Anies terlihat belum pernah melirik kandidat cawapres lain.

Memang, Anies sering bertemu dengan banyak tokoh yang potensial maju di 2024. Seperti dengan Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Puan Maharani, dan yang lainnya. Tapi, dalam konteks untuk berpasangan, Anies baru memberikan kode-kode yang mengarah ke AHY. Kondisi ini membuat posisi AHY untuk menjadi cawapres Anies berada di urutan paling atas.

Baca juga : Mulai Perang Black Campaign

Namun, jika analisisnya kita perluas ke koalisi parpol, peluang AHY menjadi berkurang. Sebab, hingga kini, Partai NasDem, Demokrat, dan PKS, belum juga meresmikan koalisi mereka. Bahkan, sampai saat ini, hanya NasDem yang baru mendeklarasikan Anies sebagai capres. Sementara Demokrat dan PKS, belum mendeklarasikan Anies sebagai capres. Entah apa yang mereka tunggu?

Selain itu, masih muncul desas-desus bahwa NasDem kurang sreg jika Anies berpasangan dengan AHY. Sebab, memasangkan Anies-AHY sama saja dengan memperbesar keterbelahan publik yang selama ini sudah terjadi. Sedangkan cita-cita NasDem adalah menghilangkan keterbelahan itu di Pilpres 2024. Atas hal itu, NasDem menginginkan cawapres Anies bukan AHY. Tapi sosok lain yang bisa saling melengkapi dengan Anies dan yang bisa menyatukan kembali masyarakat.

Baca juga : Hukum Mati Hakim Korupsi

Di sisi lain, sampai saat ini, PKS juga belum memberikan sinyal soal cawapres. Meski jumlah kursi PKS lebih kecil dibanding NasDem dan Demokrat, tapi peran mereka dalam bakal koalisi sangat besar. Sebab, tanpa ada kehadiran PKS, koalisi itu tidak mencukupi untuk mengusung capres dan cawapres.

Nah, belum bersuaranya PKS soal AHY menjadi cawapres Anies bisa ditafsirkan dua hal. Pertama, mereka setuju dengan tanda tidak mengeluarkan pernyataan penolakan. Kedua, mereka menolak dengan tanda tidak mengeluarkan pernyataan setuju. wallahu’a'lam bishawab.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.