Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sepak Bola Tak Seharga Nyawa

Senin, 3 Oktober 2022 06:10 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Dunia sepak bola Indonesia, juga dunia, sedang berduka. Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, usai pertandingan Arema FC vs Persebaya, merenggut begitu banyak korban. Jumlahnya memang masih simpang siur. Tapi semua pihak yang punya otoritas menyatakan, jumlah korban jiwa di atas 120 orang. Ada yang bilang 129, ada yang bilang 170, ada yang bilang 180.

Ini adalah tragedi terbesar kedua dalam dunia sepak bola sedunia, setelah peristiwa maut di Stadion Estadio Nacional, Lima, Peru, pada 1964, yang menewaskan 328 orang. Tragedi ini lebih besar dari peristiwa Hillsborough yang terjadi pada 1989, yang menewaskan 96 pendukung Liverpool.

Baca juga : Mulai Perang Black Campaign

Tragedi Kanjuruhan ini bukan sepenuhnya kesalahan suporter. Pihak penyelenggara dan petugas pengamanan pun punya “dosa” besar yang memicu tragedi ini. Penyelenggara seakan lalai dalam memitigasi potensi kerusuhan. Sedangkan petugas pengamanan terlalu berlebih mengerahkan kekuatan untuk memenangkan massa.

Namun, di luar itu, peristiwa ini menjadi puncak dari masalah suporter sepak bola di Tanah Air. Ya, selama ini kita memang belum bisa mengatasi dan membina suporter. Masih sering terjadi bentrok antar pendukung, masih sering muncul aksi vandalisme, dan masih banyaknya aksi menerobos masuk stadion tanpa tiket.

Baca juga : Hukum Mati Hakim Korupsi

Pembinaan suporter ini menjadi PR besar stakeholder sepak bola di Tanah Air. Mulai dari klub, PSSI, sampai para petinggi pengurus suporter. Agar para suporter bola di kita lebih tertib dan lebih bertanggung jawab.

Kenapa pembinaan suporter ini penting? Karena untuk mencegah peristiwa seperti ini kembali terulang. Jangankan sampai ratusan nyawa, satu nyawa pun jangan kembali jadi korban. Sepak bola seharusnya menjadi liburan yang menyenangkan. Bukan malah menjadi medan pencabutan nyawa. Perlu diingat bersama, bahwa sebesar apa pun dukungan ke klub sepak bola, tak ada yang seharga nyawa.

Baca juga : Perang Survei

Saat ini, peristiwa sudah terjadi. Saling menyalahkan pun sudah tidak ada gunanya. Yang perlu dilakukan adalah penanganan korban dengan sebaik-baiknya. Juga perlu ada yang bertanggung jawab penuh. Kemudian dilakukan evaluasi dan perbaikan untuk ke depannya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.