Dark/Light Mode

Ngurus Ginjal Jangan Gagal

Jumat, 21 Oktober 2022 06:10 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Munculnya kasus gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) pada anak-anak balita membuat para orang tua takut dan waswas. Sebab, kasus ini sangat mematikan. Data per Selasa (18/10), menunjukkan, 99 anak meninggal akibat kasus yang diduga dipicu obat-obatan dalam bentuk sirup. Jumlah yang menderita juga terus bertambah.

Menghadapi masalah ini, Pemerintah bergerak cepat. Untuk pencegahan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melarang sementara penggunaan obat-obatan dalam bentuk sirup. Sedangkan untuk pengobatan, Kemenkes telah membeli antidotum (obat penangkal racun), yang didatangkan dari luar negeri.

Baca juga : Jalan Andika Menuju 2024

Hasil penelitian yang dilakukan Kemenkes menunjukkan, balita yang terkena gagal ginjal akut ini terdeteksi memiliki tiga zat kimia berbahaya. Yaitu ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE). Ketiga zat ini kemungkinan dipakai produser obat sebagai pengencer obat sirup.

Kita berharap, dengan kerja cepat ini, kasus gagal ginjal balita segera bisa diatasi. Sehingga tidak lagi terjadi pertambahan kasus, apalagi korban jiwa. Penanganan kasus ini tidak boleh gagal, karena ini menyangkut nyawa.

Baca juga : Peluang Vs Rintangan Puan Di 2024

Agar kerja cepat ini sukses, sosialisasi ke masyarakat juga harus gencar dilakukan. Untuk masyarakat kota, informasi seperti ini sudah sangat cepat menyebar. Mayoritas dari mereka pun sudah punya kepedulian tinggi, dengan langsung melakukan pencegahan.

Tapi, untuk masyarakat di desa dan pelosok, penyebaran informasi belum secepat di kota. Apalagi, peredaran obat di kampung tidak melalui apotek. Kebanyakan, obat-obatan dijual di warung-warung. Masyarakat yang membelinya pun tanpa resep. Rujukan mereka hanya dari cerita tetangga atau iklan-iklan di televisi atau radio.

Baca juga : Menakar Peluang Imin

Nah, sosialisasi kepada mereka ini sangat penting. Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas dan bidan-bidan desa bisa diturunkan untuk melakukan sosialisasi ini. Dengan begitu, diharapkan, semua lapisan masyarakat mengetahui langkah-langkah untuk pencegahan kasus gagal ginjal pada balita ini.

Sosialisasi mengenai gejala juga penting. Agar para orang tua, khususnya yang ada di desa, tidak terlambat membawa anaknya ke rumah sakit saat ada indikasi buah hatinya bergejala gagal ginjal akut. ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.