Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Urusan harga beras belum juga tuntas. Meski Pemerintah sudah membuka keran impor, harga bahan pangan pokok itu belum juga jinak. Harga semua jenis beras masih liar. Parahnya lagi, pasokan beras di Pasang Induk Kramat Jati, yang selama ini dijadikan sebagai patokan, terus menipis.
Urusan harga besar ini sejatinya sudah menjadi perhatian serius Presiden Jokowi. Sejak tahun lalu, Kepala Negara sudah mewanti-wanti kepada jajarannya dan juga para kepala daerah, agar harga beras ini dijaga baik-baik. Sebab, naik sedikit saja, bisa menyebabkan inflasi.
Pekan lalu, Presiden Jokowi juga kembali menggelar rapat mengenai masalah ini. Perintahnya masih sama, segera tuntaskan masalah kenaikan harga besar ini. Kenaikan yang terjadi, harus segera ditekan. Pasokan yang kurang harus cepat dipenuhi.
Pada Desember lalu sampai akhir Januari, Pemerintah sudah memerintahkan Bulog untuk melakukan impor beras. Ribuan ton beras impor juga sudah sampai di Tanah Air. Sayangnya, impor tersebut belum menjadi “obat mujarab” untuk mengatasi kenaikan ini. Buktinya, hingga saat ini, harga beras masih bertengger.
Untuk itu, para menteri dan kepala badan/lembaga terkait harus segera mencari masalahnya di mana. Urusan ini harus segera beres. Apalagi, sebentar lagi kita akan menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri.
Jangan-jangan, masalah beras ini bukan cuma di pasokan, tetapi ada permainan mafia yang ingin mendulang untung besar di atas penderitaan rakyat. Kalau benar, segera koordinasi dengan aparat penegak hukum, dan sikat mafia tersebut.
Baca juga : KTNA Tegaskan Produksi Beras 2022 Beneran Surplus
Mengenai produksi, harus terus digenjot. Saat ini, luas sawah kita terus berkurang, akibatnya semakin banyaknya alih fungsi dan ekses dari pembangunan. Otomatis, jika masih menggunakan cara-cara lama, jumlah produksi beras akan berkurang. Butuh inovasi dan penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produksi itu. Dengan kemajuan teknologi yang harus, harusnya itu bisa dilaksanakan dengan baik.
Lalu, gabah-gabah yang ada petani harus bisa diserap dengan baik. Selama ini, masalah yang ada di petani adalah buruknya penyimpanan dan masih tradisionalnya pengeringan. Banyak gabah turun kualitas gara-gara tidak kering optimal. Nah, masalah ini juga harus bisa diselesaikan. Pemerintah harus menyerap gabah mereka dengan harga yang baik. Basah atau kering, harus dibeli. Agar petani tidak rugi. Agar semangat mereka untuk menjadi pahlawan pangan terus bergelora.
Sedangkan untuk masyarakat kecil, Pemerintah jangan berhenti memberikan bantuan kepada mereka. Tetapkan harga beras yang sesuai kantong mereka. Bila perlu, beri bansos yang cukup. Jangan biarkan mereka yang sedang susah, semakin susah dengan mahalnya harga beras.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya