Dark/Light Mode

Jaksa Agung: Penebus

Minggu, 15 September 2019 05:56 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Lupakan dulu KPK. Sejenak. Kita alihkan perhatian ke Kepolisian dan Kejaksaan Agung. Karena, kelemahan dua lembaga inilah yang melatari lahirnya KPK.

Kita fokus ke Kejaksaan Agung. Karena, paling telat bulan depan, kita sudah punya jaksa agung baru. Lagi pula, Kejaksaan Agung bisa jadi penetralisir bagi kritikan terhadap Jokowi yang sekarang dianggap kurang maksimal memihak KPK.

Nah, Jokowi punya penebusnya? Apa itu? Kejaksaan Agung!

Baca juga : Jangan Peras Calon Investor

Kalau Kejaksaan Agungnya hebat dalam pemberantasan korupsi, bukan hanya pekerjaan KPK lebih ringan, bahkan KPK-nya bisa dibubarkan. Itu kalau kejaksaan dan jaksa agungnya nanti, hebat. Luar biasa. Konsisten. Nilainya minimal 9. Tidak ada merahnya.

Kalau nilainya masih rata-rata, 7,5 misalnya, ya, KPK masih sangat dibutuhkan. Bagaimana menilainya? Presiden tentu punya standar khusus.

Sekarang misalnya. Setelah “bereksperimen” dengan jaksa agung yang berlatar belakang parpol, Jokowi sepertinya “kapok” memilih jaksa agung yang bernuansa politik. Di periode keduanya, Jokowi sudah memastikan bahwa jaksa agung bukan (lagi) yang berbasis politisi.

Baca juga : Jangan Pilih Jaksa Agung Karbitan

Siapa dia? Anggota PDIP sudah menyuarakan bahwa mereka menginginkan jaksa agung baru dari internal kejaksaan agung. PDIP tidak mau lagi yang berasal dari parpol. Apakah kader PDIP merasa pernah “disakiti” selama empat tahun terakhir?

Nasdem menilai bahwa Jaksa Agung M Prasetyo hanya bekerja untuk Jokowi. Bukan untuk parpol tertentu. Dia independen. Tunduk sebagai pembantu presiden.

Ketua Umum Nasdem Surya Paloh juga mengaku tidak tahu jika ada petinggi parpol yang mengeluh karena Prasetyo “mentargetkan” kasus hukum kader partai lain kalau tidak mau pindah menjadi anggota Nasdem.

Baca juga : Ekspor Benih Kangkung Terus Naik

Di periode keduanya, Jokowi akan membuka lembaran baru. Masyarakat menginginkan jaksa agung baru. Kalau bisa melebihi Baharuddin Lopa, jaksa agung ke-17 yang menjabat pada 2001, bagus. Lopa dikenal sebagai salah satu jaksa agung terbaik.

Siapa pun yang terpilih, inilah saatnya bagi Presiden Jokowi untuk melahirkan legacy di kejaksaan. Tidak coba-coba(lagi).

Karena sudah tidak ada beban lagi, saatnya melahirkan jaksa agung yang bisa melampaui KPK dan menjadi tulang pungung pemberantasan korupsi. Jaksa agung yang akan terus dikenang oleh Indonesia. Jaksa agung terbaik yang dalam buku-buku sejarah akan selalu disebut sebagai “jaksa agung di era Jokowi”.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.