Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Ratusan ribu caleg dan politisi berebut kursi. Apa yang dicari dan mereka perjuangkan? Demi rakyat, kepentingan pribadi, keluarga, kelompok atau partai?
Kita belum tahu apa yang akan dilakukan para politisi tersebut lima tahun ke depan, kalau mereka terpilih. Yang bisa kita telusuri adalah track record politisi serta petahana yang telah menjadi wakil rakyat lima tahun ke belakang.
Kalau masih ingat siapa politisi yang dipilih lima tahun lalu, mereka dan kinerjanya bisa ditelusuri.
Baca juga : “Jalan Ninja” Wakil Rakyat
Ada yang bekerja baik dan benar selama dua tahun pertama, lalu mulai tergoda di tiga tahun berikutnya. Ada juga yang selama lima tahun konsisten memperjuangkan nasib rakyat.
Kenapa politisi bisa tergoda, lalu meninggalkan rakyat demi kepentingan pribadi atau kelompok? Penyebabnya banyak. Salah satunya karena kecanduan kekuasaan.
Kecanduan kekuasaan sama bahayanya dengan kecanduan yang lain. Penggeraknya: zat dopamin atau “hormon bahagia” yang sangat kuat yang menempel di otak.
Baca juga : Merindukan Guru Bangsa
Sayangnya, motivasi kuat yang bersemayam di otak itu, tidak bisa membedakan antara aktivitas positif dan negatif. Baik buruk seolah tak berbatas.
Dalam kontestasi politik misalnya, yang diutamakan adalah kemenangan dan kesenangan. Dengan cara apa pun. Benar atau salah dinomorduakan. Yang penting happy.
Happy tersebut bisa datang dari kebijakannya yang baik, bisa juga datang dari keputusan sangat berbahaya, bagi dirinya atau bangsanya.
Baca juga : Dana Janggal Jadi Wajar?
Karena itu, pemilu menjadi salah satu alat pengontrol. Penyaring, siapa yang akan menjadi wakil kita. Siapa yang akan mengemudikan bangsa ini.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
