Dark/Light Mode

Pemilu Indonesia Masuk “10 Besar”

Selasa, 26 Desember 2023 05:45 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Lebih dari 50 negara akan menggelar pemilu pada 2024. Pesertanya, separuh penduduk bumi yang tersebar di lima benua. Mereka akan menentukan pilihannya.

Pengamat politik internasional menyebut, pemilu di 10 negara layak men dapat perhatian ekstra. Salah satunya, pemilu Indonesia.

Kita berharap, perhatian ini menjadi pemicu untuk menggelar pemilu yang berkualitas. Karena, pemilu, dan proses demokrasi secara umum, akan menjadi acuan penting bagi investor asing untuk menanam modalnya di Indonesia.

Selain Indonesia, sembilan negara lain yang “pemilunya perlu diperhatikan” adalah Pemilu Bangladesh yang digelar 7 Januari. Lalu Pemilihan Presiden Taiwan pada 13 Januari.

Di bulan Februari, dua negara menggelar pemilu. Pakistan, 8 Februari dan Indonesia, 14 Februari. Negara dengan populasi besar lainnya, India, akan menggelar pemilu nasional pada April Mei 2024.

Baca juga : Terjerat Karena Ketiban Sial

Bulan Juni tak kalah ramainya. Ada pemilihan Presiden Meksiko, 2 Juni. Lalu pemilu Perlemen Eropa, 69 Juni. Belgia, juga akan mengadakan pemilu pada 9 Juni.

Di bulan November, Amerika Serikat akan menggelar pemilu. Negara yang juga akan mengadakah pemilu di akhir tahun, yakni Afrika Selatan.

Council on Foreign Relations pada 21 Desember 2023 menulis, Pemilu di Indonesia adalah prestasi logistik yang mengagumkan. Karena, pemilu digelar hanya dalam sehari di negara berpenduduk 275 juta jiwa yang tersebar di 17.000 pulau.

“Selamat datang di Indonesia,” sebut James M. Lindsay, penulis artikel tersebut.

The Guardian, juga menurunkan laporan tentang pemilu di berbagai negara. Judulnya, “Super Bowl Demokrasi: 40 Pemilu Yang Akan Mem bentuk Politik Global Pada 2024”.

Baca juga : Nyoblos Karena Suka, Atau…

Dalam laporannya pada 17 Desember lalu, media asal Inggris tersebut tidak menyebut pemilu Indonesia.

“Dari Rusia hingga Afrika Selatan, India hingga Amerika Serikat, pemilu tahun depan dapat memberikan semangat kepada para diktator, ataukah akan ada revitalisasi demokrasi,” tulis The Guardian di lead pengantarnya.

Pemilu di banyak negara, tulis The Guardian, menggambarkan bahwa demokrasi tetaplah semarak. Tidak sekarat.

Paradoksnya, pesta demokrasi ini berbarengan dengan serangan dari para otoritarian dan diktator seperti Xi Jinping dari Tiongkok dan Vladimir Putin dari Rusia, partai-partai nasionalis populis sayap kanan seperti Fidesz di Hongaria, dan partai-partai militer.

Selain itu, seperti laporan Freedom House, lembaga pengawas independen yang berbasis di AS, “kebebasan global sedang menurun selama 17 tahun berturut turut”.

Baca juga : Seriusi Transaksi Mencurigakan!

Bagi kita, harapannya, pemilu Indonesia akan menjadi acuan penting dan bermakna bagi negara-negara lain.

Acuan tersebut bukan hanya proses demokrasi selama pemilu, tapi juga pasca-pemilu. Dan yang terpenting: manfaatnya buat rakyat.

Jangan sampai, usai “pesta”, rakyat hanya kebagian mencuci piring, sementara segelintir elit terus melanjutkan pestanya sampai formasi politik disusun ulang di pemilu berikutnya.

Karena itu, Pesta Rakyat bukan sekadar jargon basa-basi, melainkan pesan yang sangat penting, kuat dan berisi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.