Dark/Light Mode

Utang Tambah, Ekonomi Tumbuh

Rabu, 28 Februari 2024 00:38 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Utang Pemerintah terus bertambah. Per Januari 2024, jumlahnya sudah mencapai Rp 8.253,09 triliun. Angka ini naik Rp 108,4 triliun dibanding Desember 2023, yang sebesar Rp 8.144,69 triliun

Selama ini, banyak pihak yang gusar dan cemas: siapakah yang akan bayar utang yang semakin menggunung ini? Belum lagi terus bertambah bunganya, semakin tenggelam saja negeri ini di lautan utang.

Seburuk itukah nasib bangsa ini ke depan? Kalau kurang baca, maka akan panik mendengar terus meningkatnya angka-angka utang Pemerintah. Dan langkah Pemerintah berutang ini merupakan makanan empuk lawan politik.

Baca juga : Investasi Meningkat, Perekonomian DKI Jakarta Tumbuh 4,85 Persen

Fakta ini digoreng dan dikesankan sebagai bentuk kegagalan negara dalam mengelola keuangan dan aset negara. Sayangnya, banyak sekali rakyat kita yang termakan gorengan isu ini.

Rakyat tidak salah dengan persepsi seperti itu. Karena pengetahuan umum dalam kehidupan sehari-hari rakyat, ketika seorang berutang, itu tanda ia miskin. Apalagi pinjamnya ke rentenir atau yang saat ini heboh, ke pinjaman online alias pinjol, yang suka mematok bunga pinjaman mencekik.

Penjelasannya panjang, kenapa bangsa ini harus tenang saja walau banyak utang. Pertama, berutang itu bukan berarti negeri ini miskin. Berutang itu hanya soal likuiditas. Negara ini perlu uang tunai untuk membayar biaya kegiatan pembangunan, jaring sosial, dan gaji-gaji di awal tahun. Semuanya harus dibayar segera. Sementara, di awal tahun, pemasukan negara belum ada.

Baca juga : Jangan Lupakan Ekonomi Rakyat

Seiring berjalannya tahun anggaran, pendapatan negara dari pajak dan bukan pajak akan masuk. Pemasukan itu bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan negara dan juga mencicil utang di awal tahun.

Selain itu, negara ini kaya dan punya harta kekayaan tidak bergerak yang perlu waktu untuk diubah bentuk jadi uang. Karena kaya, di negara ini banyak aset yang bisa dijaminkan dan dikapitalisasi jadi uang di masa yang akan datang. Uang utangan itu uang kita. Ini hanya soal manajemen cashflow saja. Negeri ini punya kemampuan untuk bayar.

Apalagi uang utangan itu juga ada yang dipakai untuk investasi pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, bendungan, bandara, jembatan, dan sebagainya. Selain kelak dibayarkan dengan hasil keuntungan infrastruktur tadi, juga dibayar dengan bergeraknya ekonomi masyarakat, karena terbuka akses ekonomi hingga pelosok.

Baca juga : Ganjar-Mahfud Targetkan Ekonomi Tumbuh 7 Persen, Ini Kata Pengamat

Sumbangan pertumbuhan ekonomi itu tidak harus langsung. Banyaknya bahkan tidak langsung, akibat spending dana utangan untuk memperbaiki infrastruktur.

Mekanisme ekonomi bergerak sendiri jika rakyat punya akses yang baik ke pusat-pusat ekonomi. Uang akan mengalir deras ke tempat yang aksesnya terbuka luas dan mudah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.