Dark/Light Mode

Jungkir Balik Harga Pangan

Jumat, 22 Maret 2024 04:47 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga pangan masih belum juga stabil. Harganya sering jungkir balik, naik turun tak kenal waktu. Di suatu momen, mahalnya minta ampun. Tapi, di momen yang lain, harganya bisa anjlok bahkan sampai tidak laku.

Kondisi ini terjadi di hampir semua komoditas pagang. Cabe, bawang, telur ayam, jagung, beras. Harga sayuran dan buah-buahan pun sama. Mungkin hanya daging yang harganya “stabil” tinggi.

Kondisi ini jelas menjadi problematika. Saat harganya naik, para petani atau peternak diuntungkan. Mereka dapat menikmati pendapatan lebih dari kenaikan itu. Meski kadang-kadang kenaikan pendapatan mereka tidak seberapa dibanding keuntungan yang didapat tengkulak atau para mafia penimbun barang. Namun, para konsumen, terutama emak-emak, jelas dirugikan dengan kenaikan tersebut.

Baca juga : Bos Pupuk Indonesia: Kenaikan Harga Gas Ancam Ketahanan Pangan

Saat harga turun, emak-emak yang giliran diuntungkan. Mereka bisa mendapat sisa uang belanja, atau mendapatkan barang yang lebih banyak dengan uang belanja yang biasa. Tapi, para petani dan peternak menjerit karena rugi. Modal mereka tidak tertutup karena rendahnya harga pangan yang mereka hasilnya.

Kondisi ini menjadi perhatian Presiden Jokowi. Jokowi menyatakan, saat harga barang kebutuhan pokok naik, dirinya dimarahi emak-emak. Sedangkan saat harga barang turun, dirinya dimarahi petani.

Kondisi ini tidak boleh dibiarkan lama-lama. Tidak boleh ada satu pihak yang dirugikan, meski pihak lain diuntungkan. Semua harus untung, agar kesejahteraan rakyat terjaga, baik petani maupun konsumen.

Baca juga : Bukan Hanya Bitcoin, Harga Altcoin Juga Naik

Untuk itu, Pemerintah harus bergerak. Jangan biarkan harga barang bergerak liar mengikuti mekanisme pasar semata. Pemerintah harus mendesain agar harga stabil dan pasokan selalu terjaga dengan baik.

Apa yang harus dilakukan? Pemerintah bisa mengatur siklus tanam atau siklus pembibitan, agar panennya bisa setiap hari. Dengan begitu, komoditas tidak akan menumpuk di satu waktu dan tidak langka di waktu yang lain.

Untuk barang-barang yang gampang rusak, seperti cabe, bawang, tomat, ayam, telur, Pemerintah perlu segera menyediakan tempat penyimpanan yang baik. Agar barang tersebut bisa lebih awet untuk waktu yang relatif lama. Sehingga, saat terjadi panen massal dan kelebihan stok, barang-barang tersebut bisa disimpan dengan rapi tanpa takut busuk. Dengan begitu, harga tidak akan anjlok.

Baca juga : Diungkap Ganjar, Jalan Hak Angket Panjang & Tak Mulus

Untuk melakukan hal ini, kementerian/lembaga harus kompak. Jangan hanya mementingkan ego sektoral apalagi hanya terlihat kerja saat isu reshuffle muncul.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.