Dark/Light Mode

Negara Pengutang

Rabu, 23 Januari 2019 07:11 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus mengutang. Hutang negara terus bertambah. Banyak yang gusar dan cemas: siapakah yang akan bayar hutang yang semakin menggunung?

Belum lagi terus bertambah bunganya, semakin tenggelam saja negeri ini di lautan hutang. Seburuk itu kah nasib bangsa ini ke depan? Kalau kurang baca, maka akan panik mendengar terus meningkatnya angka-angka hutang negeri ini. Dan langkah terus berhutang ini merupakan makanan empuk lawan politik.

Fakta ini terus digoreng sebagai bentuk kegagalan negara dalam mengelola keuangan dan aset negara. Sayangnya, banyak sekali rakyat kita yang termakan gorengan isu ini. Tidak salah, karena pengetahuan umum dalam kehidupan sehari-hari rakyat, ketika seorang berhutang, itu tanda ia miskin.

Baca juga : Tanpa Teks, Tanpa Bocoran

Apalagi pinjamnya ke rentenir yang suka mematok bunga pinjaman mencekik. Semakin buruk saja citra program pemerintah menambah hutang. Penjelasannya panjang kenapa bangsa ini harus tenang saja kalau banyak hutang.

Pertama, berhutang itu bukan berarti negeri ini miskin. Berhutang itu hanya soal likuiditas. Negara ini perlu uang tunai untuk membayar biaya kegiatan pembangunan. Membangun infrastruktur itu melibatkan banyak kontraktor yang harus dibayar dengan uang dan segera.

Negara ini kaya dan punya harta kekayaan yang tidak bergerak, yang perlu waktu untuk diubah bentuk jadi uang. Nah tenggat waktu inilah yang diperlukan pemerintah.

Baca juga : Di Antara Janji Dan Bukti

Karena kaya negeri ini banyak aset yang bisa dijaminkan dan dikapitalisasi jadi uang di masa yang akan datang. Uang hutangan itu uang kita. Ini hanya soal manajemen cashflow saja. Negeri ini punya kemampuan untuk bayar.

Apalagi uang hutangan itu dipakai untuk investasi pembangunan infrastruktur seperti jalan tol. Selain kelak dibayarkan dengan hasil penjualan tiket tol, juga dibayar akibat ekonomi masyarakat bergerak tumbuh cepat karena terbuka akses ekonomi hingga pelosok.

Sumbangan pertumbuhan ekonomi itu tidak harus langsung, banyaknya bahkan tidak langsung, akibat spending dana hutangan untuk memperbaiki infrastruktur.

Baca juga : Perang Politik & Kedewasaan

Mekanisme ekonomi bergerak sendiri jika rakyat punya akses yang baik ke pusat-pusat ekonomi. Uang akan mengalir deras ke tempat yang aksesnya terbuka luas dan mudah. Selamat nambah hutang! 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :