Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hati-hati Bisnis Monyet

Minggu, 27 Desember 2020 06:09 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Selain kembang “janda bolong”, ada juga uang koin Rp 1.000 bergambar kelapa sawit yang dihargai sampai puluhan juta rupiah. Diburu kolektor. Di tahun 2020, semuanya viral.

Tahun 2021 diperkirakan akan ada lagi “bisnis” sejenis, mengikuti hebohnya ikan cupang, batu akik dan sebagainya.

Biasanya kehebohan ini dibumbui kabar bahwa ada kembang atau ikan jenis tertentu ditukar dengan mobil atau dihargai ratusan juta.

Kalau ada kehebohan seperti ini, teringat kisah klasik. Biasanya, fenomena ini disebut “bisnis monyet” atau monkey business.

Kisahnya: …Di sebuah desa, seorang cukong memasang plang, “siap menerima dan membeli monyet. Harganya Rp 100 ribu”.

Baca juga : Bonus Untuk Menteri Baru

Warga desa senang bukan main. Karena, di desa itu monyet tak ada harganya. Monyet dicap sebagai binatang pengganggu. Perusak tanaman.

Sekarang ada yang mau membeli mahal. Ini kesempatan emas. Warga kemudian ramai-ramai berburu monyet. Cukong membelinya Rp 100 ribu.

Karena terus diburu dan ditangkap, monyet di hutan jadi langka. Cukong kemudian menaikkan harga, dan memasang pengumuman: siap membeli monyet. Dihargai Rp 200 ribu.

Walau ada satu-dua yang berhasil ditangkap, tapi monyet sudah sangat susah didapat. Langka.

Karena langka, cukong kembali memasang pengumuman. Sekarang dia berani membeli monyet sampai Rp 800.000 per ekor.

Baca juga : Korupsi Yang Tak Pernah Selesai

Semangat warga desa bangkit lagi. Mereka kembali berburu monyet. Tapi monyet sudah tak ada lagi.

Si cukong kemudian pergi ke kota. Bisnis monyet di desa itu dia titipkan ke pembantunya.

Setelah si cukong pergi, pembantunya mengumumkan, “hei warga desa, di sini banyak monyet, ribuan ekor, saya jual murah, Rp 400 ribu saja per ekor. Kalau cukong kembali ke desa ini, kalian bisa menjualnya Rp 800 ribu. Atau, kalau monyet jenis tertentu, bisa saja ditukar satu motor”.

Penduduk desa senang bukan main. Mereka pikir bakal untung banyak. Cuan. Mereka lalu menjual emas, menggunakan uang sekolah anak, pinjam uang tetangga atau kredit bank untuk membeli monyet-monyet itu.

Setelah monyet di kandang habis, si pembantu cukong, juga cukongnya, tak kelihataan lagi batang hidungnya. Mereka hilang entah kemana.

Baca juga : Hati-hati Sisa Anggaran

Monyet-monyet di kandang warga itu kembali tak bernilai. Diobral. Ada juga yang dilepas percuma ke hutan. Mereka rugi. Mereka kembali bertani.

Sampai setahun kemudian beredar kabar, di desa lain ada cukong yang memasang plang: siap membeli tupai. Harganya 100 ribu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.