Dark/Light Mode

Jangan “Panas-panas Tai Ayam”

Selasa, 9 Maret 2021 07:01 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Ironis. Ketika pemerintah ingin melawan, produk asing justru kian merajalela. Kian menguat. Tak terbendung.

Terbaru, Indonesia akan mengimpor beras 1 juta ton. Bukan hanya itu. Izin impor daging, sapi dan kerbau, sebanyak 100.000 ton, juga sudah dikeluarkan. Bawang putih juga siap diimpor. Itu baru beberapa produk.

Impor beras diprotes oleh asosiasi petani. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, juga meminta supaya impor beras dipertimbangkan lagi. Kasihan petani, katanya.

Baca juga : Tontonan Dan Tuntunan Demokrasi

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria juga protes. Karena, bisa merugikan petani. Apalagi sedang musim panen. Panen raya lagi. Selain itu, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) stok beras masih cukup sehingga tidak perlu impor beras.

Untuk impor daging, rencananya didatangkan dari Brazil. Kalau ini produk halal, sungguh disayangkan: kenapa kita kalah dari Brazil?

Masalah impor seperti tak berujung. Sudah lama. Dari pemerintahan satu ke pemerintahan lainnya tetap saja impor merajalela.

Baca juga : Jangan Jadi “Killing Field”

Kita lihat ke belakang. Tahun 1974 misalnya, dalam Peritiwa Malari, mahasiswa memprotes membanjirnya produk Jepang. Aksi ribuan mahasiswa itu bahkan dilakukan bertepatan dengan kedatangan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka yang menemui Presiden Soeharto. Mahasiwa juga menuntut supaya para koruptor dihukum.

47 tahun setelah peristiwa itu, kita masih berkutat dengan masalah korupsi, juga impor yang dominan. Korupsi dan impor, terkadang saling terkait. Beberapa pejabat dan pengusaha terbelit kasus impor.

Merajalelanya produk impor, antara lain disampaikan Institute for Developments of Economics and Finance (Indef). Produk impor yang dijual di platform e-commerce saat ini, kata Indef, sangat mendominasi. Jumlahnya sampai 90 persen. Artinya, hanya 10 persen produk Indonesia.

Baca juga : Korupsi Dan Sistem Yang Kian “Wajar”

Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Wajar kalau Presiden Jokowi marah sampai mengajak untuk membenci produk asing.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.