Dark/Light Mode

Politik Dan Bisnis, Seperti Pacaran

Selasa, 9 November 2021 07:07 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Politisi dan jabatan politik bergeser menjadi profesi biasa dengan bayaran serta imbalan menggiurkan. Tidak lagi sakral. Kehilangan marwah.

“Kalau mau kaya, jangan jadi politisi”, kata Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama dalam sebuah acara, Februari lalu.

Tapi, awal 2000-an, ada juga pernyataan sebaliknya. “Kalau mau kaya, jadilah politisi”. Pernyataan legendaris ini disampaikan Mochamad Basuki, yang pernah menjabat Ketua DPRD Jatim.

Baca juga : Bakal Capres Tambah Seru

Saat itu, anggota Fraksi PDIP ini pernah tersangkut kasus korupsi. PDIP memecatnya. Dia kemudian pindah ke Gerindra. Jadi anggota DPRD lagi. Kena OTT KPK. Kasus korupsi lagi.

Walau sudah hampir 20 tahun, pernyataan “kalau mau kaya jadilah politisi” itu, tampaknya masih relevan. Tak jauh berubah, walau rezim datang silih berganti. Bahkan sampai KPK “bukan lagi seperti yang dulu”.

Sekarang, bahkan yang sudah kaya pun kian tertarik masuk politik. Penelitian LIPI mengungkap, sebanyak 55 persen anggota DPR 2019-2024 merupakan pengusaha.

Baca juga : Wasit Jangan Jadi Pemain

Mereka tersebar di berbagai sektor. Posisinya macam-macam. Mulai dari pemilik, Dirut, komisaris dan sebagainya.

Penelitian bertajuk “Peta Pebisnis di Parlemen: Potret Oligarki di Indonesia” yang disampaikan tahun lalu itu menyebutkan, total pebisnis di parlemen meningkat jadi 318 orang. Artinya, 5 sampai 6 orang dari 10 anggota DPR adalah pebisnis.

Ada prinsip, mereka yang masuk politik sebaiknya yang “sudah selesai dengan dirinya sendiri”. Kelasnya sudah bukan cari uang lagi. Bukan lagi memikirkan perut atau dompet. Levelnya sudah “pandito”. Matang dan bijak luar dalam.

Baca juga : Garuda Di Akuarium

Kita berharap, prinsip itu masih dipegang teguh. Kapan pun, dimanapun, oleh siapa pun. Karena, jabatan politik bukan untuk mencari keuntungan bisnis. Jabatan politik bukan barang dagangan yang bisa dijajakan seperti panci atau mendoan.

Jabatan politik bukan pula senjata yang bisa semau-maunya dipakai untuk “berburu di kebun binatang”.

Kita butuh keteladanan dan ketegasan. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.