Dark/Light Mode

Garuda Di Akuarium

Selasa, 2 November 2021 07:05 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Peter Gontha mulai buka-bukaan. Dalam waktu hampir berdekatan, mantan komisaris Garuda Indonesia itu dua kali “ngebom”. Mestinya ada yang terusik atau bertanggung jawab setelah buka-bukaan ini. Kalau tidak, negeri ini layak dinobatkan sebagai “negeri terpasrah di dunia”.

Baca juga : Heboh Ekor Dan Kepala Ikan

Pertama, Peter mengungkap soal harga sewa pesawat Garuda yang dua kali lipat dari harga pasar. “Boeing 777, harga sewa di pasar rata-rata USD 750.000 per bulan. Garuda, mulai dari hari pertama bayar dua kali lipat? USD 1,4 juta per bulan. Uangnya ke mana sih waktu diteken? Pingin tahu aja,” tulis Peter Gontha di akun Instagramnya.

Baca juga : Setelah Biaya PCR Diturunkan

“Uangnya ke mana sih,” ini yang menarik. Rakyat juga ingin tahu. Apakah sewa-menyewa itu ikut menyumbang utang Garuda yang terus menumpuk sampai Rp70 triliun?

Baca juga : OTT, Politik Dinasti Dan Mahfud

Kedua, soal iuran. Setiap awak cockpit Garuda, kata Peter, harus membayar iuran mulai dari Rp 200 ribu per bulan sampai Rp 500 ribu per bulan. “Sudah selama berpuluh tahun. Hitung saja kalau pilot Garuda ada 1.000-1.500 orang. Berapa jumlahnya? Kemana uangnya? Sebaiknya diaudit,” ungkap Peter yang mundur sebagai Komisaris, Agustus 2021 lalu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.