Dark/Light Mode

Legenda Yugoslavia Sinisa Mihajlovic Meninggal, Presiden FIFA Berduka

Sabtu, 17 Desember 2022 14:35 WIB
Sinisa Mihajlovic (Foto: FIFA)
Sinisa Mihajlovic (Foto: FIFA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino menyampaikan ucapan belasungkawa atas wafatnya legenda sepak bola Yugoslavia, Sinisa Mihajlovic dalam usia 53 tahun pada Jumat (16/12).

Dia didiagnosis menderita leukemia akut pada tahun 2019.

"Saya sangat berduka, atas meninggalnya Sinisa Mihajlovic, salah satu pemain dan pelatih Serbia yang paling terkenal. Di lapangan, tendangan bebasnya mewujudkan semangat dan dedikasi untuk keindahan permainan, yang meninggalkan kesan abadi di dunia olahraga. Kematiannya merupakan kehilangan besar bagi kita semua," ujar Infantino, seperti dikutip laman FIFA.

"Belasungkawa tulus kami sampaikan kepada keluarga dan orang-orang terkasihnya, dalam masa sulit ini," imbuhnya.

 

Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan belasungkawa atas wafatnya legenda sepak bola Yugoslavia, Sinisa Mihajlovic. (Foto: FIFA)

Baca juga : Dubes Belanda Gali Potensi Wisata Peninggalan Belanda Di Depok

 

Selama 12 tahun berkarier bersama timnas, Mihajlovic tampil dalam 63 pertandingan dan mencetak 10 gol untuk Yugoslavia/Serbia & Montenegro.

Di Piala Dunia Prancis 1998, dia mencetak satu gol yang membuat Yugoslavia mengalahkan Iran, dalam pertandingan pembuka turnamen mereka.

Di level klub, Mihajlovic mewakili Vojvodina dan Red Star Belgrade, sebelum pindah ke Italia.

Di Negeri Pizza, Mihajlovic bermain untuk Roma, Sampdoria, Lazio dan Inter Milan di Serie A antara tahun 1992 dan 2006.

Baca juga : Menlu Belarusia Vladimir Makei Meninggal

Reputasinya berkembang bukan hanya karena kualitas defensifnya, tetapi juga kemampuannya yang luar biasa untuk mencetak gol tendangan bebas.

Rekor 28 gol tendangan bebasnya masih menjadi rekor Serie A. Mengungguli tokoh-tokoh terkenal seperti Andrea Pirlo dan Diego Maradona.

Sebagai seorang pelatih, Mihajlovic mengelola lebih dari 400 pertandingan di tujuh klub berbeda.

Pada tahun 2012, dia memimpin tim nasional Serbia untuk mencoba lolos ke Brasil 2014.

Bologna di Serie A adalah jabatan manajerial terakhirnya. Dia terus memimpin, meski menjalani kemoterapi.

Baca juga : Gempa Cianjur, 32 Siswa Meninggal Tertimbun Rumah

"Pemulihan saya setelah transplantasi sumsum tulang pada tahun 2019, sangat bagus. Sayangnya, penyakit ini licik. Karena itu, saya disarankan untuk mengambil jalur terapi. Kali ini, saya tidak akan melakukan slide tackle, seperti yang saya lakukan 2,5 tahun yang lalu, pada lawan yang kabur. Saya akan memulai dari awal," tuturnya kala itu.

Selamat jalan Sinisa. Beristirahatlah dalam damai. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.