Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dari Talenta Dan Potensi Pemain Hingga Pembinaan Wasit

Di Seminar Surabaya, FAPSI Kaji Revolusi SDM Sepak Bola Indonesia

Senin, 23 Januari 2023 19:26 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Forum Akademisi Penggemar Sepakbola Indonesia (FAPSI) kembali menggelar seminar nasional membahas sepak bola Indonesia di Hotel Grand Mercure Surabaya pada, Senin (23/1).

Acara tersebut disambut hangat ratusan suporter Persebaya, Bonek Mania yang hadir. Kegiatan bertajuk "Revolusi SDM Sepak Bola Indonesia: Manajemen Pembinaan Talenta, Skil, Mental dan Spritual", menghadirkan guru besar dan profesor bidang olahraga serta akademisi untuk memberikan pencerahan dan masukan.

Yaitu, Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang Prof. Dr. M.E. Winarmo dan Guru Besar Psikologi Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Dimyati.

Selain itu, juga hadir Dosen Olahraga Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Dr. Taufik Yudi Mulyanto, Dosen Kebijakan Publik Universitas Nasional Ahmad Firdaus, dan Dosen Pendidikan Agama Islam Ilmu Al Quran Bogor Ahmad Sauqillah.

Koordinator Nasional FAPSI Dr. Amsori mengatakan, seminar nasional di Surabaya menjadi yang ketiga diselenggarakan oleh FAPSI setelah Jakarta dan Malang beberapa waktu lalu.

Baca juga : PSSI Harus Bikin Roadmap Pembinaan Talenta Sepak Bola Indonesia

Kali ini, topik seminar fokus mengkaji soal revolusi SDM talenta dan potensi pemain dan wasit dalam pertandingan sepak bola.

Menurutnya, pemilihan Kota Surabaya untuk membahas SDM dengan alasan bahwa tempat yang dijuluki kota Pahlawan ini memiliki kelebihan dalam menelurkan bibit-bibit unggul pemain tim nasional (Timnas) Indonesia.

"Ini rangkaian kami yang ketiga dan ini sangat substansi. Kita seminar di Surabaya fokus membahas revolusi SDM, dari pemain hingga wasit. Surabaya sendiri menjadi inspirasi karena berhasil menciptakan bibit-bibit yang unggul. Timnas itu tidak pernah sepi dari para pemain sepak bola dari sini," kata Amsori, kepada wartawan, Senin (23/1).

Dikatakan Amsori, diperlukan revolusi visi dalam sepak bola terkait pembinaan SDM. Sebab, selama ini federasi sepak bola bola Indonesia terlalu berambisi untuk menjadi juara jangka pendek sehingga melupakan hal yang substansi.

Yaitu, pembinaan talenta dan potensi pemain lokal untuk dipersiapkan menjadi bibit unggul pemain timnas masa depan.

Baca juga : Berkat Pengeboran dan Pengembangan Sumur Terbanyak, PHR Raih 2 Rekor MURI

"Kesalahan fatal PSSI selama ini hanya mengejar kemenangan jangka pendek, makanya mereka banyak lakukan naturalisasi. Sehingga lupa pembinaan talenta dan potensi pemain lokal. Seperti tidak punya visi jauh ke depan," ungkapnya.

Amsori melanjutkan, sistem rekrutmen pemain timnas ke depan harus lebih terbuka di tengah sorotan publik yang menduga ada permainan para agen pemain di tubuh PSSI, hingga terjadilah cara-cara kotor dalam rekrutmen pemain.

"Di Surabaya ini saya ingin membuka mata bahwa Indonesia ini luas, karena Indonesia ini luas tentu setiap daerah punya potensi masing-masing," ucap Amsori.

Diakui akademisi Universitas Nasional (Unas) Jakarta ini, Persebaya Surabaya menjadi salah satu klub yang melahirkan pemain-pemain timnas berkualitas.

“Saya melihat bahwa di Persebaya ini selalu menciptakan bibit unggul terutama di posisi bek atau pemertahan pemain belakang, saya masih ingat ada namanya Bejo sugiantoro, Anang ma'ruf, Aji Santoso,” akuinya.

Baca juga : Paguyuban Suporter Desak Transformasi Sepak Bola Indonesia

Amsori melihat adanya potensi keunikan atau ciri khas pesepak bola di Indonesia di berbagai daerah, seperti Persipura yang selalu melahirkan striker berkualitas, Persebaya pemain belakang dan Persib Bandung pemain tengah.

Ke depan, PSSI bisa menggunakan rumusan ini, kita tidak akan pernah kekurangan stok pemain-pemain hebat.

"Jadi jangan sampai kalau kemudian bahwa Persebaya ini bek-nya bagus nyarinya di Sulawesi begitu. Maka kita harus diciptakan bukan kemudian kita egosentris kedaerahan, tetapi kita harus bicara realita bahwa bibit yang paling unggul itu banyak, kalau bek itu saya katakan di Jawa Timur," jelasnya.

Selain itu, persoalan SDM dalam sepak bola tidak hanya soal talenta pemain, tetapi juga soal kualitas kepemimpinan wasit. Sebab, kehadiran wasit sebagai pengadil pertandingan di lapangan seperti utusan Tuhan. Keputusannya sangat berdampak pada kualitas pertandingan.

"Wasit jadi salah satu unsur penting dalam pertandingan sepak bola Indonesia, maka perlu kita rumuskan bagaimana perekrutan, pembinaan, kualifikasi standar FIFA dan persiapan psikologis wasit dalam pertandingan," papar Amsori.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.