Dark/Light Mode

Pejabat Olahraga Se-ASEAN Kumpul, Ini Enam Kesepakatannya

Senin, 7 Oktober 2019 17:00 WIB
Delegasi Indonesia yang dipimpin Sesmenpora Gatot S Dewa Broto (kedua kanan) menghadiri acara the 9th ASEAN Senior Officials Meeting on Sports (SOMS–9) di Manila, Filipina, Senin (7/10). (Foto : Kemenpora)
Delegasi Indonesia yang dipimpin Sesmenpora Gatot S Dewa Broto (kedua kanan) menghadiri acara the 9th ASEAN Senior Officials Meeting on Sports (SOMS–9) di Manila, Filipina, Senin (7/10). (Foto : Kemenpora)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para pemimpin olahraga di ASEAN menyepakati untuk saling mendukung dalam bidang olahraga, terutama dalam pelaksanaan tuan rumah event internasional, seperti Piala Dunia.

Kesepakatan itu dihasilkan dalam pertemuan the 9th ASEAN Senior Officials Meeting on Sports (SOMS–9) di Manila, Filipina, Senin (7/10). Sesmenpora Gatot S Dewa Broto hadir mewakili Indonesia. 

Selain itu, ada lima kesepakatan lain yang dihasilkan, pertama, soal negara ASEAN harus koordinasi untuk menjadi Piala Dunia 2034. Indonesia dijelaskan Gatot, memang sudah mengusulkan diri bersama Australia untuk mencalonkan diri menjadi salah satu co-host untuk Piala Dunia FIFA tahun 2034.

Sebelum pembahasan tersebut, delegasi Indonesia juga telah berkonsultasi dengan PSSI, yang intinya untuk dilakukan pembahasan bersama antara AFC, AFF dan Sekretariat ASEAN.

Baca juga : Dua Peran Vital BUMN Kudu Dijaga Keseimbangannya

"ASEAN harus memanfaatkan momentum giliran kawasan Asia di tahun 2034 dengan maksimal, karena jika tidak akan jatuh pada Cina," jelas Gatot dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/10).

Pada pertemuan tersebut, diterangkan Gatot, seluruh negara ASEAN mendukung sepenuhnya pencalonan Indonesia untuk bidding U-20 Piala Dunia tahun 2021, yang penentuannya akan dilakukan pada tanggal 23 atau 24 Oktober 2019 menghadapi Brazil dan Peru.

Kedua, seluruh negara ASEAN mendukung sepenuhnya inisiatif Malaysia untuk membentuk Federasi eSport Asia Tenggara. Dasar pertimbangan, perkembangan eSport kini telah menunjukkan signifikan di banyak negara, termasuk juga karena saat Asian Games 2018 telah mempertandingkan eSport meski masih sebatas eksibishi, dan akan dipertandingkan saat SEA Games 2019 di Filipina.

Ketiga, mengingat masing-masing negara ASEAN memiliki hari olahraga nasionalnya sendiri-sendiri (seperti Hari Olahraga Nasional tanggal 9 September), maka rencana penyelenggaraan ASEAN Sport Day sebaiknya cukup menjadi bagian dari ASEAN Day yang selalu diperingati di setiap tanggal 8 Agustus di seluruh negara ASEAN.

Baca juga : Australia Soroti Aturan Kumpul Kebo, Menkumham: Ini Persepsi Salah

"Jika di Indonesia oleh Kemenpora dan Kementerian Kesehatan di antaranya dalam bentuk ASEAN Car Free Day ataupun kegiatan olahraga dan lainnya yang tujuannya mendorong adanya perbaikan life style masyarakat yang kini cenderung kurang berorientasi pada kesehatan secara proporsional," kata Gatot.

Keempat, ada gagasan untuk membentuk ASEAN Center of Excellence on Sport Management and Training. Gagasan itu diterangkan Gatot bangus, tetapi tidak bisa sepenuhnya diterima, terkecuali dalam bentuk ASEAN Coaching Activities pada pembinaan pelatih-pelatih untuk cabang-cabang olahraga tertentu yang khusus menangani talenta atlet-atlet muda.

Misalnya, Indonesia unggul di bulutangkis bisa dijadikan rujukan untuk mengadakan coaching kllinik bagi para pelatih yang dikirimkan dari negara-negara ASEAN lainnya sesuai dengan anggaran masing-masing.

Kelima, sejumlah action plan yang harus ditindak lanjuti dari SOMS pada kenyataannya memerlukan anggaran, terkecuali yang ditanggung oleh negara yang mengambil inisiatif kegiatannya.

Baca juga : Jasa Raharja Sultra Santuni Korban Kebakaran KM Izhar

"Masalah ASEAN Sports Fund, ternyata belum ada kata sepakat, karena masing-masing negara harus berkonsultasi dengan Kementerian Keuangan masing-masing. Sebagai informasi perbandingan, pada sektor-sektor lain dalam lingkup kerjasama ASEAN, sudah banyak juga yang sudah memiliki ASEAN Fund. Masalah ini sedang dikaji untuk kemudian dibahas kembali sesuai prasyarat dan kondisinya'" ujar Gatot.

Keenam, yang tidak kalah menarik dikatakan Gatot adalah pembahasan agar lebih fokus pada cabang-cabang olahraga tradisional yang menjadi andalan seperti Pencak Silat, Sepak Takraw dan Muathai.

Hal ini, pertemuan juga menyepakati seluruh negara ASEAN sepakat untuk berkoordinasi dengan masing-masing NOC (National Olympic Committee) agar pada SEA Games berikutnya hanya konsisten mempertandingkan cabang-cabang olahraga yang berbasis Olimpiade dan untuk itu perlu mengamandemen SEA Games Federation Charter tertentu.

"Seandainya pun ada penambahan cabang olahraga bagi tuan rumah, itu masih dimungkinkan sejauh sangat terbatas jumlahnya dan harus dibicarakan bersama dengan negara-negara ASEAN lainnya," tutup Gatot. [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.