Dark/Light Mode

Lawan Timor Leste Di Penyisihan Grup B Piala AFF 2018

Ayo Merah Putih, Kamu Bisa!

Selasa, 13 November 2018 07:51 WIB
Gelandang Muhammad Hargianto, siap berjuang demi tim Merah Putih. (Foto: IG @m.hargianto8)
Gelandang Muhammad Hargianto, siap berjuang demi tim Merah Putih. (Foto: IG @m.hargianto8)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gelandang Indonesia Muhammad Hargianto, mengingatkan rekan setimnya tidak terpancing emosi ketika menghadapi Timor Leste, dalam laga kedua penyisihan Grup B Piala AFF 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, pukul 19.00 WIB malam ini. Jangan sampai, kejadian dalam laga perdana penyisihan Grup B Piala AFF 2018, saat melawan tuan rumah Singapura pada Jumat (9/11) lalu, terulang kembali. Ketika itu, timnas Singapura berhasil memancing skuad asuhan Bima Sakti, sehingga tim Merah Putih keok 0-1 lewat gol Harris Harun.

Jika sampai emosi tersulut kembali, melawan Timor Leste pun, Indonesia bisa tumbang. Itu berarti, harapan lolos ke semifinal bisa jauh dari harapan.

Baca juga : Merah Putih Ekstra Waspada

"Setiap hari, saya selalu mengevaluasi diri. Saya selalu belajar, untuk mengetahui apa yang buruk dari saya. Setelah itu, saya berusaha minimalkan kelemahan itu. Teman-teman pun seharusnya demikian. Dari pengalaman kemarin, kita harus mawas diri. Keras boleh, tapi jangan sampai keluar kartu merah di lapangan," ungkap pemain berusia 22 tahun itu.

Tak hanya dari segi emosi, tim Merah Putih juga harus berusaha unggul secara teknis jika ingin menang. Menanggapi hal ini, striker legendaris timnas Indonesia Budi Sudarsono mengkritisi posisi striker skuad Bima Sakti. "Itu memang kelemahan kita. Tahun ini, kelemahan timnas Indonesia ada di striker. Bukan saya mengecilkan Beto, Seumpama kalau ada yang muda lebih baik, pakai yang muda. Pemain muda kan tentunya punya prospek yang panjang. Kalau pemain tua, biasanya karena faktor umur, fisiknya sudah kurang," kata Budi 

Baca juga : Godin Tumbalkan Paha Kiri

Budi mencontohkan, dalam pertandingan melawan Singapura, beberapa kali serangan Indonesia gagal berbuah gol. Apalagi, tim Singapura tampil dengan strategi menekan. "Kemarin kan pemain kita, sayap kanan, dan kirinya memiliki kecepatan. Jadi, strikernya harus pemain yang tidak gampang kehilangan bola. Setelah itu, kita baru membangun bola. Striker harus bisa menahan bola, menunggu support dari pemain tengah. Susah, kalau pemain kita sering kehilangan bola," papar Budi.

Namun, Budi tak sepenuhnya menyalahkan Beto dan Bima Sakti. Menurutnya, dari segi kompetisi, PSSI sebagai federasi dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator, harus benar-benar memikirkan formula yang tepat, untuk melahirkan striker-striker lokal yang berkualitas. Salah satunya cara adalah membuat regulasi, yang membatasi jumlah pemain asing di kompetisi Tanah Air. 

Baca juga : Macan Kemayoran Tetap Percaya Diri

"Mungkin perlu ada regulasi yang membatasi itu. Di zaman saya, pemain asing lebih banyak. Tapi, pemain lokal kan tidak kalah bersaing. Sekarang saya kurang tahu ini, pemain lokal yang berposisi striker itu memang kurang atau kalah bersaing. Kalau menurut saya kan, banyak yang pengin jadi striker yang bagus. Tapi mungkin, karena kurang jam terbang, karena klub lebih percaya kepada pemain asing, maka pemain asing yang dipilih," tegas Budi.  [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.