Dark/Light Mode

Hindari Pesepakbola Konsumsi Narkoba, PSSI Bisa Kerjasama dengan BNN

Selasa, 26 Mei 2020 20:54 WIB
Pengamat sepak bola Nasional Benny Tomasoa. (Foto: Istimewa)
Pengamat sepak bola Nasional Benny Tomasoa. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat sepak bola Nasional Benny Tomasoa prihatin dengan adanya pemain sepak bola dari klub Liga 2 2020 PS Hizbul Wathan (PSHW) yang terlibat peredaran narkoba di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Pria yang karib disapa Bung Benny itu berharap, pihak PSSI bisa segera kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk membongkar habis jaringan narkoba di sepak bola Indonesia.

"Isu soal penggunaan narkoba di kalangan pelaku sepak bola nasional sudah cukup lama diketahui publik. Bahkan ada juga yang sudah mendapatkan hukuman. Mengingat kejadian ini bukan pertama dan yang terlibat tidak hanya pemain, sebaiknya PSSI segera bekerjasama dengan BNN," katanya.

Baca juga : Mandiri Syariah Resmikan Kantor Layanan Khusus Nasabah Prioritas Di Semarang

Menurut mantan manajer PSMS kondisi ini menggambarkan betapa beratnya tekanan psikologis yang harus dihadapi para pelaku sepak bola. Sehingga mereka mudah tergoda dan terjerumus jadi pemakai.

"Di tengah pandemi Corona ini, sebagian pelaku sepak bola semakin merasakan beratnya tekanan itu. Akhirnya mereka terjerumus," terangnya.

PSSI menurut dia harus mengambil langkah cepat atau membuat aturan baru buat para pemain yg terlibat di kompetisi Indonesia. " Kalau bisa sebelum dilakukan kontrak dengan pemain, syarat utamanya harus tes urine atau bebas Narkoba dulu," terangnya.

Baca juga : Semoga Ekonomi Kita Bisa Terselamatkan

Ditambah lagi PT LIB atau PSSI harus melakukan tes secara acak kepada pemain yang terlibat di kompetisi. "Saya yakin dengan cara ini akan efektif untuk menekan penyebaran Narkoba," tambah Benny.

Sebelumnya, BNNP Jatim melakukan penangkapan terhadap kiper PSHW Choirun Nasirin di Hotel Sinar 2 Jalan Raya Pabean Sidoarjo dengan barang bukti lima kilogram sabu-sabu.

Kemudian, Nasirin yang juga mantan Kiper PSMS Medan itu mengakui narkoba  diperolehnya dari Dedi Manik mantan wasit dan juga Ketua Askot PSSI Jakarta Utara.

Baca juga : UNDP Tawarkan 4 Program Kerjasama dengan Kemendes PDTT

Selain mereka, ada juga mantan pemain Persela Lamongan Eko Susan dan Novin Ardian. Entah apakah cuma Dedi, Choirun, dan Eko yang masuk dalam jerat narkoba. Atau, sebetulnya masih banyak pelaku sepak bola lain. Soalnya, bukan kali ini saja pelaku sepak bola nasional ‘bermain’ di lingkaran narkoba.

Setali tiga uang dengan Benny, Presiden Klub PSHW  Dhimam Abror mengaku sudah seharusnya ada langkah dari PSSI agar pemain tidak main-main dengan narkoba. Khusus Choirun, pihak PS Hizbul Wathan sudah memecat sang kiper. Pemutusan kontrak disampaikan langsung CEO PS Hizbul Wathan, Dhimam Abror.

“Sudah dipastikan BNNP Jatim. Kami sudah bicara ke (Choirun) Nasirin dan menyampaikan memberhentikan dia dengan memutus kontrak. Dia menangis sambil mengatakan penyesalannya. Ia meminta maaf kepada pengurus dan semua masyarakat,” tutur Dhimam.[WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.