Dark/Light Mode

LADI Ingatkan Atlet Soal Bahaya Doping

Selasa, 2 April 2019 21:37 WIB
Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) Zaini Kadhafi saat menjelaskan program LADI di Wisma Kemenpora, Jakarta pada Selasa (2/4). (Foto : Kemenpora)
Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) Zaini Kadhafi saat menjelaskan program LADI di Wisma Kemenpora, Jakarta pada Selasa (2/4). (Foto : Kemenpora)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus doping atau penyalahgunaan obat-obatan terlarang  yang menimpa lifter putri Indonesia Acchedya Jagaddhita atau disapa Dea menjadi perhatian  Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Ketua LADI Zaini Kadhafi Saragih minta atlet hati hati menggunakan obat.

Sebelumnya, Dea diputus positif terkena doping usai tampil di EGAT’s Cup International Weightlifting Championship pada 7-10 Februari 2019 di Chiang Mai, Thailand lalu.  

Keputusan tersebut secara resmi diumumkan IWF pada 28 Februari lalu setelah menemukan zat terlarang dalam sampel milik Dea.

Baca juga : Jokowi Ingatkan Soal Kecepatan Dalam Melayani Warga

Kasus Dea menurut Zaini adalah kasus yang kompleks karena Dea adalah atlet nasional yang diproyeksikan akan turun di PON, SEA Games Filipina 2019 hingga merupakan atlet kualifikasi olimpiade. "EGAT’s Cup International Weightlifting Championship ini pemeriksaan dopingnya langsung ditangani oleh IWF (International Weightlifting Federation) jadi semua pemeriksanaan dan sidangnya dari IWF," kata Zaini di ruang sidang Wisma Menpora, Jakarta, Selasa (2/4) sore.  

Sebagai ketua anti doping nasional, Zaini tetap akan memberikan pelayanan terbaik untuk lifter Dea menghadapi kasusnya. Caranya dengan pendampingan menghadapi persidangan dan berkoordinasi dengan induk organisasinya.

"LADI tetap tawarkan diri untuk pendampingan Dea menghadapi kasusnya dan berkoordinasi dengan PB PABBSI karena untuk kasus Dea ini kasusnya tidak dilimpahkan ke Indonesia melainkan langsung disidang IWF di Jerman kami juga berharap kasus ini tidak terulang lagi," katanya.

Baca juga : Lelang Jabatan Tergantung Bayaran

Di sisi lain, LADI telah melaksanakan jadwal tahunannya dalam rangka sosialisasi terkini dan ter-update semua hal terkait doping ke atlet-atlet seluruh Indonesia. "Salah satu tupoksi (tugas, pokok dan fungsi) LADI adalah sosialisasi, tahun 2018 lalu kita fokuskan ke atlet Pelatnas Asian Games 2018 jadi kita ke pelatnas-pelatnas cabor dari sosialisasi itu kita berharap kasus Dea ini tidak terulang ke atlet lain," tambahnya.  

"Kami berharap kepada para atlet agar jika cedera atau apapun itu untuk tidak mengobati dirinya sendiri atau berobat ke dokter lain selain dokter khusus olahraga supaya dokternya update tentang obat-obatnya selain itu kami juga sampaikan tentang risiko jika tertangkap doping karena maksimal hukumannya adalah 4 tahun, untuk kasus Dea kita belum tahu karena persidangannya belum dilaksanakan," tuturnya. [IPL]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.