Dark/Light Mode

Dinasehati Mahathir Soal Utang China, Duterte Tutup Kuping

Sabtu, 9 Maret 2019 06:18 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: The Independent)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Foto: The Independent)

RM.id  Rakyat Merdeka - PM Malaysia Mahathir Mohamad mewanti-wanti Presiden Filipina Rodrigo Duterte soal utang dengan China. Seluruh kerja sama yang dianggap tak adil dengan China, menurut Mahathir, baiknya dibatalkan. Dinasehati begitu, Duterte tutup kuping.

“Jika Anda meminjam sejumlah uang dari China dan tidak bisa membayar, maka si pemberi pinjaman bakal menguasai. Kita harus berhati-hati,” ujar Mahathir menasihati Duterte seperti dilansir ANC, Jumat (8/3).

Mahathir melakoni lawatan dua hari ke Manila, Filipina. Dia blak-blakan soal bahayanya ngutang ke China. Mahathir mengaku sudah lebih dahulu membatalkan kerja sama warisan Najib Razak dengan China, yang dianggapnya tidak adil.

Baca juga : Anwar Ibrahim Dikerjain Oposisi

Tahun lalu, Mahathir membatalkan sejumlah proyek China senilai 22 miliar dolar AS atau sekitar Rp 311,4 triliun, yang diteken Najib Razak. Nah, Mahathir meminta Filipina tidak mengulangi kesalahan negara lain, yang dinilainya menderita karena menerima investasi infrastruktur dari China.

Pun dengan kerja sama China yang mewajibkan mendatangkan pekerja asal China, jika ingin aliran utang mengalir. Hal ini disampaikan Mahathir berdasarkan penyelidikan Senat Filipina pada 2018, yang menyebut adanya 200 ribu pekerja China. Mereka kebanyakan bekerja di perusahaan game daring. Jumlah segitu tidak sedikit.

Mahathir prihatin. Menurutnya, masuknya pekerja China akan berdampak pada naiknya harga properti, merampas pekerja lokal hingga mempengaruhi pendapatan pajak. Investasi asing tidak wajib mengimpor pekerjanya.

Baca juga : SBY: Jangan Bawa Kita Ke Petaka Besar

“Jika banyak orang asing datang dan tinggal di suatu negara, serta memberi pengaruh bagi ekonomi atau politik di sana, maka Anda harus mempertimbangkan apakah pengaruh mereka baik atau tidak,” pungkasnya.

Namun, Presiden Duterte tampaknya tutup kuping, dan percaya bahwa investasi dengan China adalah sesuatu yang menguntungkan. Melalui Menteri Keuangan Filipina Carlos Domingues, peringatan Mahathir dimentahkan. Duterte yakin, hal semacam itu tidak akan terjadi di Filipina.

“Besaran pinjaman Filipina terhadap China hanya 4,5 persen dari total utang, hingga Duterte mundur sebagai presiden pada tahun 2022,” tegas Domingues, Jumat (8/3).

Baca juga : KBRI Amman Pulangkan 18 Pekerja Migran Ilegal

Duterte telah meminta beberapa investor China membantu pendanaan 108 miliar dolar AS, untuk progam pembangunan jalan bebas hambatan, rel kereta bandara, dan jembatan untuk 10 tahun ke depan.

Di Filipina, sebenarnya para kritikus sudah lebih dahulu mengingatkan Duterte. Filipina disebut akan menjadi korban China sebagai “diplomasi perangkap utang”, di mana Beijing memberikan pinjaman “ramah” untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di negara-negara yang secara finansial lemah, dengan imbalan kontrol atas aset strategis. Namun, para pembuat kebijakan Filipina telah berulang kali mengatakan negara itu tidak akan jatuh ke dalam “perangkap utang” China.

Tahun lalu, kelompok think tank Capital Economics yang berbasis di London mengatakan, mereka diberi data tentang “masalah korupsi” terkait proyek-proyek infrastruktur China, dan kesenjangan neraca berjalan Filipina, yang sudah mendekati tingkat yang tidak berkelanjutan. Selain itu, investasi China juga dinilai dapat membuat masalah lebih buruk untuk negara Asia Tenggara. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.