Dark/Light Mode

Menpora: Olimpiade Tokyo Jadi Pembelajaran Menuju Paris 2024

Selasa, 10 Agustus 2021 06:25 WIB
Menpora Zainudin Amali. (Foto : Kemenpora)
Menpora Zainudin Amali. (Foto : Kemenpora)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menpora Amali mengatakan banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari Olimpiade Tokyo. Salah satunya soal atlet yang sebelumnya diunggulkan, justru harus gugur di babak di awal-awal atau babak penyisihan.

“Olahraga ini dinamis, sehingga perkiraan-perkiraan atau analisis-analisis yang kita tetapkan di awal itu bisa saja berubah dan berbeda dengan kenyataan. Ini jadi pembelajaran,” jelas Menpora secara virtual kepada media, Senin (8/8) sore.

Tapi menurut dia, para atlet dan offisial sudah sangat luar biasa, sebab ada beberapa negara-negara tetangga Indonesia yang jumlah kontingen lebih banyak tapi tidak memperoleh medali.

Baca juga : Pecah Telor, Tim Voli AS Raih Medali Emas

“Kalau dilihat perolehan kita misalnya menggunakan ukuran sebagaimana yang kita terapkan di 2016 Olimpiade Rio de Janeiro kita nggak jelek-jelek amat. Bahkan perolehan medalinya, kalau dari jumlah kita lebih dari apa yang kita peroleh di Rio de Jeneiro,” ungkap Menpora Amali.

Namun demikian, sejalan dengan adanya Grand Design Olahraga Nasional atau Desain Besar Olahraga Nasional maka paradigma juga berubah yakni menjadikan olimpiade sebagai target utama. Sementara Asian Games dan SEA Games hanya menjadi sasaran antara saja. Sehingga target di olimpiade pun berubah yakni perbaikan peringkat, bukan lagi perolehan medali tiap cabang olahraga.

“Karena ini hal yang baru dan ini adalah affirmative action yang kita harus ambil untuk menyahuti arahan bapak presiden supaya kita bisa melakukan review total terhadap ekosistem pembinaaan Olahraga Nasional. Maka, mau tidak mau kita harus lakukan ini. Kalau kita ingin mengejar ketertinggalan dan prestasi olahraga kita, maka jalan ini harus kita lalui. Blue print, peta jalan ini juga harus kita lakukan dengan segala konsekuensinya,” pungkasnya.

Baca juga : Jepang Pecah Rekor Medali, Indonesia Urutan Ke-55

Terkait melorotnya posisi Indonesia dari target sebelumnya yakni menempati urutan 40 atau perbaikan dari Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu yang menempati urutan 46. Menurutnya, Indonesia yang menempati posisi 55 saat ini disebabkan oleh dinamisnya olahraga dimana negara-negara yang pada Olimpiade Rio de Jeneiro bahkan tidak masuk rangking olimpiade kini mereka banyak meraih medali.

“Saya kira kalau kita menggunakan ukuran medali kita malah bertambah. Tetapi kita sudah mau merubah paradigma dengan menghitung ranking, maka ini harus juga menyesuaikan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, kata dia, parameter-parameter yang dijadikan untuk mengukur olimpiade ke olimpiade kurang tepat. Misalnya, Olimpiade Tokyo diukur dari Olimpiade Rio de Jeneiro karena ada contohnya beberapa negara yang tadinya tidak memperoleh medali akhirnya dapat medali.

Baca juga : Brasil Raih Emas, Dani Alves Makin Trengginas

“Akhirnya kita menyadari bahwa DBON atau Desain Besar Olahraga Nasional harus segera jalan. Tidak ada pilihan lain buat kita. Karena kita akan menatap Olimpiade Paris 2024,” harapnya. [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.