Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Merah Putih Keok Di Denmark Open, PBSI Bilang Pemain Sudah Kehabisan Energi
Minggu, 24 Oktober 2021 15:26 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) angkat bicara soal keoknya tim Merah Putih di ajang Denmark Open 2021.
Kelelahan setelah berlaga di 3 turnamen Eropa, disebut sebagai faktor utama kekalahan seluruh atlet Pelatnas Cipayung di ajang Denmark Open 2021
"Banyak pemain yang sudah kehabisan energi, sehingga tak bisa tampil maksimal dan tersingkir dari seluruh nomor turnamen BWF Super 1000 ini," kata Manajer Tim Denmark Open Aryono Miranat dalam keterangan resmi PBSI, Minggu (24/10).
Baca juga : Main Sabar, Kunci Fajar/Rian Tembus Perempat Final
"Sebelumnya pemain sudah tampil di ajang Piala Sudirman di Finlandia dan Piala Thomas-Uber di Denmark. Tenaga dan stamina tidak cukup untuk kembali tampil maksimal di Denmark Open yang juga melibatkan pemain top dunia," imbuhnya.
Selain faktor kelelahan, PBSI juga mendapati dua pemain terbaik tunggal putra mengalami cedera pinggang. Yaitu Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.
Akibatnya, Ginting langsung mundur di babak pertama. Sedangkan Jonatan, mengundurkan diri di perempat final.
Baca juga : Siap Hadapi Gugatan, PSI: Viani Permalukan Dirinya Sendiri
"Ginting dan Jonatan sudah mengalami cedera, sejak tampil di Piala Thomas. Mereka ngotot dan tampil habis-habisan di Piala Thomas karena sangat termotivasi menjadi juara. Semangat itu mampu mengalahkan rasa sakitnya," beber Aryo.
Ia juga menyoroti susunan pemain pelapis, yang dinilainya sudah tampil baik. Namun, masih kurang pengalaman untuk berlaga di turnamen tingkat atas.
"Pemain pelapis yang baru main di level Super 1000, ada yang sudah bagus. Tapi, masih kurang pengalaman bertanding. Sehingga, pada poin-poin akhir, mereka sering terburu-buru dan banyak melakukan kesalahan," papar Aryo.
Baca juga : BUMDes Salah Satu Kunci Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem
Meski begitu, Aryo mengatakan, para pemain pelapis berhasil menambah jam terbang dan pengalaman. Karena kalah di tangan pemain top level dunia.
"Evaluasi selanjutnya diserahkan kepada pelatih masing-masing. Supaya bisa menemukan celah perbaikan, sehingga kelak bisa bermain lebih optimal," pungkasnya. [WUR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya